Sukses

Pengusaha Logistik Bantah Pelayanan Pelabuhan Efisien

Pengusaha transportasi dan logistik nasional membantah terjadi efisiensi dalam pelayanan kapal dan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sejumlah asosiasi transportasi dan logistik di Indonesia membantah telah terjadi efisiensi dalam pelayanan kapal dan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lainnya di Indonesia, khususnya di bawah manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
 
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Iskandar Zulkarnain mengatakan efisiensi melalui pembenahan pelabuhan agar pelayanan kapal dan bongkar muat lebih cepat tidak sesuai harapan. Sebaliknya  tarif-tarif kepelabuhanan justru meningkat tajam dalam 3 tahun terakhir.
 
Dia mengaku belum melihat dampak efisiensi yang dijadikan sebagai keberhasilan PT Pelindo II dalam menurunkan biaya logistik nasional. “Sekarang tarif-tarif di pelabuhan justru meningkat sehingga biaya logistik sulit ditekan," katanya.
 
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menuturkan, waktu tunggu kapal di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia masih tinggi.

“Kalau bicara kapal kontainer, mungkin waktu tunggunya bisa lebih baik, tapi untuk general cargo, hingga saat ini masih sangat parah," ujarnya.
 
Dia menjelaskan waktu tunggu kapal general cargo di berbagai pelabuhan di bawah PT Pelindo II bisa mencapai 7-10 hari. “Ini semua memengaruhi biaya kapal dan biaya logistik. Apalagi tarif-tarif kepelabuhanan juga cenderung meningkat,” ujarnya.
 
Ketua Forum Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Gemilang Tarigan mengatakan operasi truk di dalam pelabuhan sangat tidak efisien.

"Sekarang, waktu tunggu bongkar muat kontainer 6 jam lebih, sangat tidak efisien dan  merugikan pengusaha angkutan dan membuat schedule trucking amburadul," ujarnya.
 
Ketua Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Irwan Ardi Hasman mengatakan, imbal jasa yang diterapkan Pelindo II hingga 40% di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi salah satu sumber inefisiensi logistik. "Kalau ini dihapus, tarif bongkar muat bisa lebih murah," katanya. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini