Sukses

Cuma Bensin yang Berharga Murah di Venezuela, Susu Tak Terbeli

Bensin jadi satu-satunya barang yang berharga murah di Venezuela cuma Rp 600/liter. Sedang susu benar-benar tak terbeli.

Harga bensin di Venezuela lebih murah dari secangkir kopi yakni hanya US$ 0,06 per liter atau Rp 600 per liter. Bensin jadi satu-satunya barang yang berharga murah di negeri Amerika selatan itu.

Seperti dikutip dari Wall Street Journal, Jumat (21/6/2013), di daerah ibu kota Caracas yang agak kacau ekonominya ini, sebagian besar harga bahan pokok naik setiap bulan. Bahkan kebutuhan pangan lain seperti susu dan tepung juga sulit ditemukan. Tapi ada satu barang yang gampang didapat dimana pun yaitu bensin.

Bensin premiun di Venezuela di jual US$ 0,06 per galon, jika dihitung berdasarkan nilai tukar resmi. Sementara dengan perhitungan kurs mata uang resmi yang berlaku untuk transaksi, harganya bisa jauh lebih murah yaitu sebesar US$ 0.015 per galon (Rp 39,6 per liter).

Imigran asal Spanyol Octavio Fernandez mengatakan, harganya jauh lebih rumah daripada setengah cangkir kecil kopi. "Ini (bensin) adalah satu-satunya barang murah yang kita miliki di sini," katanya.

Di bawah 14 tahun kekuasaan mendiang Presiden Hugo Chavez, harga bensin di Venezuela tak bergerak bahkan saat pengeluaran pemerintah meningkat memacu inflasi besar-besaran. Harga bensin semakin murah bahkan nyaris gratis.

Subsidi BBM yang diberikan pemerintah Venezuela pada warganya menjelaskan mengapa situasi di negaranya terlihat agak `aneh`.  Negaranya merupakan eksportir minyak yang secara kronis kekurangan uang tunai. Defisit anggaran Venezuela mencapai 12% dari produk domestik bruto tahun lalu.

Menurut perhitungan International Energy Agency, subsidi energi di Venezuela memberatkan pemerintah dengan biaya hingga US$ 27 juta pada 2011. Jumlah tersebut setara dengan 8,6% produk domestik brutonya.

Badan informasi energi (Energy Information Administration/EIA) di AS menjelaskan dalam 13 tahun, penggunaan bensin Venezuela dan produk olahan minyak lainnya naik 65% .

Dalam hal ini, Venezuela tidak sendirian. Banyak negara berkembang lain yang juga mengadopsi kebijakan tersebut guna memperbaiki kondisi hidup masyarakat, meningkatkan industri energi intensif dalam negeri atau hanya untuk membuat rakyat bahagia.

Perkiraan EIA, pemerintah di seluruh dunia menghabiskan US$ 523 miliar untuk subsidi BBM pada 2011, dipimpin negara-negara kaya minyak Timur Tengah seperti Arab Saudi dan negara berkembang seperti China dan India.

Di beberapa negara berkembang, subsidi BBM memiliki nilai positif yang membantu memberikan lebih banyak akses energi bagi masyarakat miskin. Bahkan Venezuela rela berutang untuk menutupi subsidi BBM di negaranya yang tercatat mencapai US$ 28 miliar pada akhir tahun 2012.

Sementara itu, seorang ekonom Venezuela, Orlando Ochoa memperkirakan negaranya menghabiskan US$ 7,2 miliar pada 2012 untuk mengimpor bahan bakar. EIA sendiri mencatat ekspor Amerika Serikat ke Venezuela mencapai 197 ribu barel per hari selama Desember tahun lalu.

Bicara soal bensin, seorang ekonom Bank Amerika Merrill Lynch mengatakan, hal ini bukti bagi semua orang bahwa harga (minyak) tak pasti. Dirinya merasa pemerintah Venezuela akan menaikkan harga minyaknya tahun ini atau tahun depan.

Menteri Perminyakan Venezuela Rafael Ramirez berulang kali menyembunyikan rencananya menaikkan harga bensin saat dikritik soal konsumsi minyak yang berlebihan di negaranya. Februari lalu dia mengatakan, bensin di Venezuela bukan hanya murah, tapi bisa jadi gratis. (Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.