Sukses

Sektor Tambang Loyo, Ekonomi RI Kuartal II Tumbuh di Bawah 6%

Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan pada kuartal II-2013 menjadi 1,19%.

Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan pada kuartal II-2013 menjadi 1,19% dibanding periode yang sama di 2012. Sedangkan di semester I ini, kontribusi PDB dari usaha tersebut tercatat minus 0,70%.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, sumber pertumbuhan ekonomi sepanjang tiga bulan pertama ini sebesar minus 0,09%.

"Penurunan kontribusi sektor pertambangan dan penggalian di bulan April-Juni ini disebabkan karena sumur atau sumber tambang migas dan non migas di Indonesia banyak yang sudah tua. Kondisi ini belum diimbangi dengan penemuan sumur baru," tutur dia saat paparan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II di kantornya, Jakarta (2/8/2013).

Parahnya lagi, dia menuturkan, terjadi penutupan 14 sumur sehingga dapat menganggu produksi atau lifting minyak.

"Harga jual beberapa komoditas di pertambangan non migas juga masih bergejolak. Akhirnya melemahkan ekspor Indonesia dari sisi nilai dan menurunkan kontribusi sektor ini terhadap PDB," jelas Suryamin.

Harapan lain, lanjut dia, terletak pada pembangunan smelter pengolahan barang-barang mineral untuk mengisi kekosongan pembangunan kilang minyak mentah yang sampai saat ini belum terealisasi.

Sementara itu, PDB Indonesia di paruh waktu 2013 dibanding semester I 2012 menunjukkan kenaikan sebesar 5,92% terjadi di semua sektor, kecuali pertambangan dan penggalian.

Pertumbuhan PDB tersebut didorong oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,73%, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 8,21%, sektor konstruksi menyumbang 6,94%, sektor listrik, gas dan air bersih 6,58%.

Diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,50%, sektor industri pengolahan 5,86%, sektor jasa-jasa 5,47% dan kontribusi dari sektor pertanian sebesar 3,40%. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.