Sukses

Rupiah di Pasar Kontrak Sentuh 11.600 per Dolar AS

Melemahnya rupiah dipicu spekulasi meningkatnya permintaan importir terhadap dolar AS.

Belum ada kabar baik dari nilai tukar rupiah. Pada perdagangan hari ini, kurs rupiah di pasar kontrak turun cukup tinggi dalam perdagangan dua bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan rentang diskon antara rupiah di pasar spot dan non delivery forward mencapai posisi terendahnya dalam lima tahun terakhir.

Melemahnya dolar AS dipicu spekulasi meningkatnya permintaan importir terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut yang melebihi pasokan.

Dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (27/8/2013), kurs rupiah di pasar NDF untuk satu bulan ke depan melemah 2% ke level 11.632 per dolar AS. Sebelum rupiah sempat turun tajam hingga 2,3% atau terendah sejak 10 Juni.

Kurs rupiah di pasar kontrak ini lebih lemah 6,7% dibandingkan pasar spot yang juga turun 0,2% ke level 10.865 per dolar AS. penurunan rupiah di pasar spot ini merupakn yang terendah sejak November 2008.

"Apa yang terjadi di pasar kontrak bisa mendorong munculnya ekspektasi tingkat rupiah di pasar spot," kata Head of Treasury Research PT Bank Negara Indonesia, Nurul Eti Nurbaeti.

Menurut Nurul, permintaan dolar untuk kegiatan impor telah melampaui pasokan yang tersedia. Sementara para eksportis memilih untuk menahan kepemilikan dolarnya.

Sementara itu, data Inter Dealer Market Association menunjukan yield surat utang pemerintah yang berakhir Mei 2023 telah melonjak 8 basais poin ke level 8,59%, atau tertinggi sejak Maret 2011.

Kementerian Keuangan sendiri berencana menggelar lelang surat utang senilai Rp 8 triliun (US$ 711 juta) pada hari ini. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini