Sukses

Mobil Murah Dibuat Agar Indonesia Tak Dijajah Thailand

Menperin MS Hidayat mengakui Thailand telah menjadi pelopor mobil murah di kawasan Asia Tenggara

Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan kebijakan sertifikasi untuk kendaraan murah dan ramah lingkungan (LCGC) dibuat sebagai upaya pemerintah bersaing dengan negara lain terutama merebut konsumen di kawasan regional jelang perdagangan bebas ASEAN 2015.

Sampai saat ini, pemerintah mengakui Thailand masih menjadi negara pelopor di kawasan ASEAN yang telah memproduksi mobil LCGC sebelum Indonesia. Untuk menghindari adanya impor mobil murah, pemerintah pun memutuskan untuk membuat program LCGC.

"Hampir semua negara yang punya industri otomotif, sudah memproduksi tipe LCGC jadi kalau kita tak melakukan ini justru mereka yang masuk ke Indonesia," jelasnya saat ditemui usai menghadiri pembukaan Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/9/2013)

Hidayat menerangkan, program LCGC akan memberikan lebih banyak manfaat bagi Indonesia. Selain murah, kendaraan ini juga diklaim mampu mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sehingga mencegah emisi gas rumah kaca.

Tak hanya itu, kemampuan memproduksi mobil murah akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam hal penciptaan teknologi.

"Dia akan membawa kemandirian teknologi, karena lokal kontennya, targetnya 85%, kalau sudah begitu tinggal kita tarik investor, dia bisa produksi sendiri,"paparnya.

Sebelumnya Hidayat mengungkapkan mobil berkonsep LCGC hanya akan diproduksi terbatas sekitar 30.000 unit sampai akhir 2013. Jumlah mobil tersebut diyakini takkan menimbulkan kemacetan di ibukota.

"Dan saya ingin sampaikan tahun 2012 produksi nasional mobil itu 1,1 juta unit. Tahun 2013 kemungkinan 1,2 juta. LCGC yang menjadi populer sekali itu tahun ini cuma 3% dari total produksi nasional itu, jadi sekitar 30.000. Tahun depan maksimalnya 10%nya, 100 ribu. Jadi dia bukan faktor yang membuat kemacetan,"jelasnya. (Yas/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini