13,5 Juta Rumah Murah Terbangun dalam 20 Tahun Mendatang

Pemerintah memperkirakan Indonesia akan mengantongi tabungan perumahan rakyat (Tapera) hingga ribuan triliun rupiah bila payung hukum penerapan Tapera terealisasi. Dengan uang kolekan tersebut, pemerintah diyakini bisa membangun 13,5 juta unit rumah untuk masyarakat miskin.

Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengatakan, pemerintah dan DPR saat ini masih menyusun Rancangan Undang-undang (RUU) Tapera. Proses pembahasan sudah memasuki tahap finalisasi dengan kementerian atau lembaga terkait.

"Kalau rancangan ini berhasil kita undangkan tahun depan, mudah-mudahan 20 tahun akan datang kita bisa membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 13,5 juta unit. Dengan dana hampir Rp 2.650 triliun," papar Djan Farid di Jakarta. Senin (25/11/2013).

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (DPP REI) Setyo Maharso mengaku, organisasnya telah mengusulkan iuran Tapera hanya 2% atau lebih rendah dibanding usulan pemerintah sebesar 5% dan 2,5% dari DPR.

"Kami tidak muluk-muluk dalam mengajukan usulan iuran Tapera cuma 2%, yakni 1% dari pengusaha dan 1% dari pekerja. Dengan iuran sebesar itu, kami bisa mengumpulkan dana Rp 24 triliun per tahun untuk modal awal membangun rumah," ujarnya.

Jumlah tersebut, menurut Setyo, lebih besar ketimbang anggaran Kementerian Perumahan Rakyat yang dipangkas dari Rp 6 triliun menjadi Rp 3 triliun.

"Dengan dana awal yang kami miliki sebagai dana bergulir, dana itu bisa mencapai Rp 120 triliun dalam kurun waktu 5 tahun. Itu semua bisa untuk membangun dan mengurangi backlog perumahan," tukas dia.

Setyo mengaku, kenaikan suku bunga BI Rate memang telah memukul pelaku usaha properti. Kenaikan harga rumah tidak serta merta menjawab kepentingan para pengembang di daerah.

"Mudah-mudahan UU Tapera bisa terwujud dan kita bisa mendapatkan dana murah yang sangat besar. Dengan adanya Tapera bisa membantu biaya perumahan, baik untuk membantu masyarakat dalam KPR maupun konstruksi," pungkas dia.(Fik/Shd)