Sukses

Lima CEO Terburuk di Dunia Sepanjang 2013

Tahun 2013 segera berakhir, meski demikian salah satu hal yang menarik perhatian siapa saja CEO terbaik dan terburuk pada 2013?

Akhir tahun 2013 ini, waktu terbaik untuk merenungi apa yang dipelajari dan hal yang tidak dapat lupakan. Salah satu hal yang dapat dilihat pada akhir tahun ini siapa saja Chief Executive Officer (CEO) yang terbaik dan terburuk sepanjang 2013.

Untuk melihat kinerja CEO tersebut ada beberapa pertanyaan yang dipertimbangkan dalam memberikan peringkat itu: Apakah perusahaan CEO itu sedang mengalami hal buruk mulai dari harga saham, posisi kas, pangsa pasar. Apakah CEO itu mengetahui telah mengendarai kapal dengan benar. Lalu apakah aksi CEO tersebut untuk memimpin perusahaan dan strategi kepemimpinannya?

Ingin tahu siapa saja CEO yang mengalami kinerja buruk dan gagal di luar kendali, berikut rinciannya, seperti dikutip dari laman BBC, Senin (16/12/2013):

1. Eike Batista, Chairman of Brazilian Conglomerate EBX Group

Eike menghasilkan kekayaannya dari tambang emas di Brazil dan Kanada.  Pada 2007, ia mengidentifikasi apa yang disebutnya kesempatan besar dalam minyak lepas pantai dan meyakinkan investor kalau ada 10 miliar barel minyak lepas pantai Sao Paulo atau setara dengan 11 tahun produksi Brasil saat ini. Akan tetapi ia terlalu optimistis.

Batista pun membesar-besarkan ukuran lapangan lepas pantai, dan meremehkan kesulitan dan biaya penggalian deposit minyak.  Seiring waktu Batista mengumpulkan dana, perusahaan kemudian mengumumkan memangkas perkiraan produksi.

Perusahaan OGX pun didirikan untuk mengekploitasi minyak, dan menjadi perusahaan terbuka dengan kapitalisasi pasar US$ 4 miliar

Akan tetapi perusahaan memiliki utang lebih besar dari aset sekarang dengan harga saham yang telah turun 95% pada tahun ini. Pada akhirnya Eike Batista lebih seorang salesman, dan tidak memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengelola bisnis kompleks. Ia pun kehilangan 99% dari kekayaannya.

2. Ron Johnson, CEO  JC Penney

Apa yang Anda dapatkan ketika CEO baru memutuskan untuk secara radikal mengubah seluruh hubungan perusahaan berusia 111 tahun dengan pelanggan? Lalu tidak menguji apakah perubahan ini akan bekerja sebelum meluncurkan secara luas dan tidak mau mendengarkan banyak risiko terkait?

Maka Anda mendapatkan CEO terburuk kedua tahun ini, Ron Johnson yang dipecat pada April dari perusahaan ritel JC Penney setelah 17 bulan bekerja sebagai CEO. Ketika menduduki posisi CEO, JC Penney mengalami pendapatan turun lebih dari US$ 4 milair dan harga saham berkurang 50%.

3. Thorsten Heins, CEO Blackberry

CEO terburuk ketiga tahun ini mengadapi krisis mode dalam pekerjaannya. Pembuat ponsel Blackberry ini tidak mampu beradaptasi dengan munculnya iPhone dan Samsung Galaxy.

Thorstein Heins membuat hal-hal buruk di masa singkat sebagai CEO. Ini dimulai ketika komentar Heins kepada publik kalau tidak ada perubahan drastis yang diperlukan. Thorstein Heins pun dipecat pada 4 November. Nilai saham Blackberry pun turun 43% selama setahun.

4. Eddie Lampert, Sears Holdings

Eddie Lampert salah satu superstar hedge fund yang mengambil Kmart out dari kebangkrutan pada 2003. Kemudian dia mengakuisisi Sears untuk membentuk perusahaan induk dari pengecer. Namun tahun 2013 telah menjadi tahun yang sulit.

Meski demikian, perseroan mengalami rugi bersih mencapai US$ 800 juta hingga kuartal II 2013 dan kewajiban utang mencapai US$ 7 miliar, sementara itu kas hanya US$ 600 juta.

5.  Steve Ballmer, CEO Microsoft

Ballmer mungkin salah satu pilihan kontroversi karena perusahaan mampu mencatatkan laba bersih lebih dari US$ 20 miliar dalam setahun.

Akan tetapi ketika melihat aset Steve Ballmer, CEO Microsoft diberikan oleh pendiri perusahaan Bill Gates, ketika dia mulai masa jabatannya pada 2000. Ia mampu untuk berbuat lebih banyak dengan itu.Ballmer diserahkan waralaba komputer yang luar biasa dengan arus kas besar. Pihaknya dapat memanfaatkan pertumbuhan di Cina, india, Rusia, Brazil dan negara lain di seluruh dunia.

Ballmer telah melewatkan satu pergeseran pasar satu per satu. Namun Microsoft terus tertinggal. Selain itu, budaya pun menjadi masalah besar lain di perusahaan.

Meskipun Microsoft terus mencatatkan keuntungan miliaran dolar, tidak berarti CEO adalah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Jadi sementara 2013 mungkin tidak tahun terburuk Ballmer sebagai CEO Microsoft. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini