Sukses

The Fed Pangkas Stimulus, Wall Street Cetak Rekor

Bursa Saham Amerika Serikat (AS) telah melanjutkan tren positif setelah The Fed memutuskan menarik dana stimulus moneternya secara bertahap.

Bursa Saham Amerika Serikat (AS) telah melanjutkan tren positif pada perdagangan saham Rabu (Kamis pagi) setelah Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve menarik dana stimulus moneternya secara bertahap (tapering). 

Keputusan itu menunjukkan sinyal pemulihan AS sesuai dengan yang ditetapkan. Indeks Dow Jones naik 293,03 poin atau 1,85% menjadi 16.168,29. Indeks S&P naik 1,6% atau 29,65 pin menjadi 1.810,65. Level ini mendekati rekor pada 9 Desember. Indeks Nasdaq naik 46,38 poin atau 1,15% menjadi 4.070,06.

"Ini menjadi konfirmasi kalau The Federal Reserve berpikir ekonomi telah cukup kuat untuk melakukan tapering. Hal ini sangat kontras sekali dalam lima bulan terakhir, ketika orang takut tapering. Sekarang kita memiliki data ekonomi membaik dalam enam minggu, dan pelaku pasar sudah siap untuk itu, dan pasar telah menyesuaikan harapan," ujar David Lafferty, Chief Invesment Strategist, Natixis Global Asset Management, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (19/12/2013).

The Fed memutuskan untuk mengurangi dana stimulus moneternya menjadi US$ 75 miliar dari US$ 85 miliar. Langkah pertama ini dilakukan secara tidak terduga setelah pimpinan The Fed Ben Bernanke telah membantu pemulihan ekonomi dari resesi terburuk sejak 1930.

Sebelum keputusan The Fed itu, bursa saham Eropa naik. Indeks saham FTSEurofirst 300 naik 0,85% menjadi 1.259,06. Indeks Euro Stoxx 50 naik 1,13% menjadi 2.975,09. Surat utang 10 tahun naik dengan imbal hasil 2.8281%.

Dalam pernyataan Federal Open Market Committee, mengingat kemajuan terhadap pasar tenaga kerja maka memutuskan untuk mengurangi laju pembelian aset sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar. Pembelian aset obligasi mencapai US$ 85 miliar per bulan. The Fed juga akan mempertahankan suku bunga rendah hingga tingkat pengangguran di bawah 6,5% dan proyek inflasi sesuai target sekitar 2%.

Tingkat pengangguran turun menjadi 7% pada November, dan terendah dalam lima tahun. Pengangguran turun 10% pada Oktober 2009, selama resesi. Pengusaha juga merekrut jumlah tenaga kerja mencapai 203 ribu.

Sementara itu, tingkat indeks volatilitas Chicago Board anjlok 15% menjadi 13.83. Adapun indeks saham acuan telah melonjak 27% pada tahun ini, dan jumlah itu terbesar sejak 1998. Hal itu karena sentimen The Fed akan mempertahankan program stimulusnya.

Indeks saham S&P 500 pun telah naik 0,3% pada Desember. Berdasarkan data Bloomberg, bulan ini menjadi terbaik kedua untuk tingkat pengembalian keuntungan AS yang dimulai sejak 1928.

"Sementara The Fed secara eksplisit menyatakan pemangkasan pembelian aset mereka. Mereka terus kembali menegaskan harapan yang sangat akomodatif. Tidak ada yang tampaknya terkesima meskipun mayoritas tidak memperkirakan tapering pada Desember," ujar Yousef Abbasai, Market Strategist JonesTrading Institutional Services LLC. (Ahm/Ndw)

Baca juga:

The Fed Tarik Dana Stimulus Moneter Secara Bertahap

Bursa Asia Bergerak Perkasa, Wall Street Melemah





* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini