Sukses

Surplus Neraca Perdagangan Beri Angin Segar Buat Rupiah

Proyeksi membaiknya kinerja neraca perdagangan pada November 2013 diperkirakan akan memberi angin segar bagi nilai tukar rupiah.

Proyeksi membaiknya kinerja neraca perdagangan Indonesia pada November 2013 diperkirakan akan memberi angin segar bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Surplus neraca perdagangan diharapkan mencapai US$ 600 juta di bulan kesebelas ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengakui secara umum beberapa indikator perekonomian negara ini menunjukkan kondisi lebih baik dibanding sebelumnya.

"Selama satu tahun ini, perhatian kita terfokus pada defisit neraca perdagangan, transaksi berjalan. Sedangkan kondisi sekarang inflasi bagus dan akan membuat nilai tukar lebih baik dari kondisi tiga bulan terakhir," jelas dia di kantornya, Jakarta, Selasa (31/12/2013).  

Ditemui di tempat yang sama, Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan surplus neraca perdagangan pada November ini akan semakin melebar hingga US$ 600 juta.

"Itu untuk surplus neraca perdagangan di November 2013. Jadi kalau angka surplusnya mulai konsisten, mudah-mudahan bisa memberikan sentimen positif bagi rupiah. Tapi saya tidak tahu angkanya," jelas dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin melaporkan laju ekspor Indonesia pada Oktober lalu mencetak angka US$ 15,72 miliar atau naik 2,59% dibandingkan periode setahun sebelumnya di level US$ 15,29 miliar.

Sementara terhadap bulan sebelumnya, arus keluar barang Indonesia tersebut mengalami kenaikan 6,87%. Laju ekspor Indonesia secara month on month (MoM) pada bulan lalu bahkan lebih baik dibandingkan 2011 dan 2012. "Pertama kalinya year on year 2013 mengalami kenaikan," kata Suryamin.

Dia menjelaskan, dengan posisi tersebut neraca perdagangan Indonesia sepanjang Oktober 2013 kembali mencetak surplus US$ 0,05 miliar.

"Ini adalah surplus ketiga di 2013, setelah sebelumnya di Maret dan Agustus surplus juga. Walaupun nilainya masih kecil tapi ini sangat baik ditengah kondisi 2013 yang berat. Karena kalau lihat ke belakang defisit biasanya lebih dari US$ 500 juta," pungkasnya.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini