Sukses

Kinerja Reksa Dana Merosot pada 2013

Rata-rata kinerja imbal hasil produk reksa dana belum maksimal sepanjang 2013.

Tahun 2013 sepertinya belum memberikan imbal hasil positif untuk produk reksa dana. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan harga obligasi cenderung tertekan mempengaruhi kinerja imbal hasil reksa dana.

Total dana kelolaan pun mencapai Rp 190 triliun per 24 Desember 2013. Berdasarkan data Infovesta Utama, rata-rata kinerja reksa dana mulai dari pendapatan tetap, saham, dan campuran mengalami penurunan. Rata-rata kinerja reksa dana pendapatan tetap mengalami penurunan cukup dalam sekitar 4,53%.

"Dari sisi pertumbuhan nilai pasar portofolio, secara rata-rata nilai pasar portofolio reksa dana berbasis saham dan obligasi justru menurun akibat koreksi yang terjadi pada kedua aset dasar tersebut," ujar Analis PT Infovesta Utama, Viliawati, seperti ditulis Jumat (3/1/2014).

IHSG ditutup naik ke level 4.274 meski demikian angka ini turun sekitar 42 poin dari penutupan perdagangan saham tahun 2013 di kisaran 4.316. Kinerja IHSG yang kurang menarik ini dipicu dari sentimen makro ekonomi Indonesia dan rencana penarikan dana stimulus moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve.

Indonesia sempat mengalami defisit transaksi berjalan sekitar 3,8% pada kuartal III 2013. Defisit transaksi berjalan minus US$ 8,45 juta. Selain itu, nilai tukar rupiah tembus 12.000 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berimbas ke pasar saham dan obligasi.

"Kondisi makro ekonomi yang kurang mendukung serta banyaknya sentimen negatif yang menerpa bursa saham dan obligasi sejak pertengahan tahun, seperti menanjaknya inflasi akibat kenaikan BBM yang diikuti kenaikan suku bunga acuan," ujar Viliawati.

Selain itu, isu debt ceiling dan tapering oleh bank sentral AS juga menambah tekanan terhadap bursa saham dan obligasi.
Hal tersebut pun berdampak terhadap rata-rata kinerja reksa dana saham. Melihat data Infovesta, rata-rata kinerja reksa dana saham turun 3,66%.

Meski demikian, ada sejumlah produk reksa dana yang masih mencatatkan kinerja lebih baik dari IHSG. Akan tetapi sejumlah kinerja imbal hasil reksa dana saham ada yang di bawah inflasi tahunan 2013 sekitar 8,38%.

Bila melihat data Infovesta, ada sekitar  10 produk reksa dana saham yang memberikan imbal hasil di atas kinerja IHSG 2013. Produk reksa dana saham yang mencatatkan imbal hasil positif di atas IHSG itu antara lain Sam Indonesian Equity Fund sebesar 13,34%, RHB OSK Alpha Sector Rotation sebesar 6,1%, Pratama Saham sebesar 6,10%, dan Pratama Equity sebesar 23,38%. Lalu kinerja reksa dana Batavia Dana Saham Optimal naik 6,38%.

Direktur Utama PT Samuel Asset Management, Agus Yanuar menuturkan, portofolio reksa dana Sam Indonesian Equity Fund  ini berinvestasi pada saham-saham  dari sektor terbaik pada tahun investasi tertentu. Manajer investasi pun melakukan rotasi antar sektor sesuai dengan sektor terbaik saat itu.

Sepanjang semester pertama 2013, portofolio reksa dana saham ini telah berinvestasi untuk sektor usaha yang berorientasi domestik dan berhubungan erat dengan demografi.

"Lalu pada saat pasar terkoreksi sepanjang Juni-November 2013, produk reksa dana saham ini berkonsentrasi pada saham-saham defensif dan yang memiliki beta rendah, meskipun saham-saham itu ikut terkoreksi tapi penurunannya tidak sedalam indeks," kata Agus.

Untuk imbal hasil reksa dana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja positif antara lain Tugu Mandiri Mantap memberikan imbal hasil 5,44%, Trim Dana Stabil dan Trim Dana Tetap 2 memberikan imbal hasil masing-masing 2,35% dan 1,59%.

Selain itu, produk reksa dana pendapatan tetap memberikan imbal hasil positif antara lain Simas Danamas Mantap Plus memberikan imbal hasil 7,16%, Batavia Dana Obligasi Ultima sebesar 4,48%, dan Danamas Stabil memberikan imbal hasil 7,01%.

Di antara produk reksa dana lainnya, rata-rata kinerja reksa dana saham mengalami penurunan hanya 1,59%. Adapun kinerja reksa dana campuran yang mencetak kinerja positif antara lain CIMB-Princial Balanced Growth mencatat imbal hasil sebesar 4,48%.

Selain itu, produk reksa dana campuran lainnya yang memberi kinerja positif antara lain  Kresna Ultima Flexi mencatatkan kinerja positif dengan imbal hasil 7,98%, Mrs Flex Kresna dengan imbal hasil 9,79%, dan Sucorinvest Nusantara Fund memberikan imbal hasil sekitar 4,81%.

Meski kinerja reksa dana belum terlalu baik pada 2013, Viliawati mengingatkan, investasi tergantung dari tujuan dan waktu investasi. Industri reksa dana pun diperkirakan masih berat pada 2014. Hal itu mengingat kondisi perekonomian domestik dan global yang masih belum kondusif.

"Disarankan investor lebih berfokus pada jangka waktu investasi dan toleransi risiko yang dapat diterima, serta lebih cermat, dan defensif terutama di semester pertama 2014. Namun ada potensi reksa dana saham akan memberikan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lainnya," kata Viliawati. (Ahm)


Baca Juga

Pajak Reksa Dana Tetap 5% Berkat Restu SBY

Pelaku Pasar Sambut Positif Penangguhan Pajak Reksa Dana

Dana Kelolaan Reksa Dana Capai Rp 191 Triliun




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.