Sukses

Survei: 85% Warga RI Mampu Beli Elpiji 12 Kg di Atas Rp 100 Ribu

Menteri BUMN mengungkapkan Pertamina telah menggelar survei sebelum memutuskan kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg.

Alasan kenaikan harga gas elpiji non subsidi kemasan 12 Kilogram (Kg) yang semula diputuskan mencapai Rp 3.959 per Kg, pelan-pelan mulai tersingkap. Selain rekomendasi dari Badan Pemerika Keuangan (BPK), keputusan kenaikan harga juga dipicu hasil survei yang dibuat Pertamina.

Mengutip informasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan usai Rapat Konsultasi dengan BPK di Jakarta, Senin (6/1/2014), Pertamina diketahui telah menggelar riset sebelum memutuskan kenaikan harga gas elpiji 12 Kg.

Hasil riset menunjukan, 85% masyarakat pengguna elpiji 12 Kg sebetulnya bisa menerima kenaikan harga Elpiji 12 Kg di atas Rp 100 ribu per tabung.

Diakui Dahlan, kenaikan harga Elpiji yang semulai Rp 3.959 per Kg memang kurang bisa diterima masyarakat.

Namun dari sisi korporasi, kenaikan tersebut dinilai sesuai dengan kemampuan Pertamina. "Dari sehi kemampuan masa depan Pertamina, kenaikan 3.500 itu pas," ungkapnya.

Dahlan kembali menegaskan, terhitung mulai pukul 00.00 WIB dini hari nanti, harga jual gas elpiji 12 Kg hanya akan dinaikan sebesar Rp 1.000 per Kg atau Rp 12 ribu per tabung.

"Pokoknya kenaikan kemarin 3.500 tidak jadi, jadinya 1.000 saja. Mulai hari ini pukul 00.00 WIB," katanya. (Pew/Shd)

Baca Juga

Cuma Naik Rp 1.000, Bisnis Elpiji 12 Kg Pertamina Merugi Rp 6,5 T
Harga Elpiji Direvisi Naik Rp 12 Ribu/Tabung Mulai Nanti Malam

Pemerintah Terpaksa Intervensi Pertamina soal Harga Elpiji 12 Kg
Bos Pertamina dan Para Menteri Kumpul di BPK Bahas Harga Elpiji
Harga Elpiji 12 Kg Naik, Masyarakat Mulai Melirik Bright Gas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini