Sukses

Adakah Cara Lain Supaya Pertamina Untung & Harga Elpiji Tetap?

Pemerintah nampaknya pesimistis PT Pertamina (Persero) bisa menanggung untung dari bisnis gas elpiji tanpa perlu menaikkan harga

Pemerintah nampaknya pesimistis  PT Pertamina (Persero) bisa menanggung untung dari bisnis gas elpiji tanpa perlu menaikkan harga. Pasalnya, cara paling efektif melalui pembangunan infrastruktur gas perkotaan pun membutuhkan investasi besar.

"Memang ada (cara lain selain menaikkan harga elpiji)?. Apa coba? gas alam mau diapakan," ujar Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (7/1/2014) malam.

Dia mengatakan, solusi paling tepat adalah menghubungkan pemukiman (rumah) dengan infrastruktur gas perkotaan. Tentunya, sambung dia, pemerintah harus membangun atau memasang pipa-pipa untuk mengaliri gas alam itu.

"Seperti di Amerika Serikat (AS), kalau mau masak tidak perlu pakai elpiji. Gas sudah terpasang langsung ke kompor dan itu adalah gas alam," katanya.

Sayangnya, Bambang mengakui bahwa membangun infrastruktur gas perkotaan akan menyedot investasi besar. "Lagipula ada elpiji 3 kilogram (kg), siapa juga yang mau pindah ke gas perkotaan. Itu pasti mahal harganya," ucap dia.

Meski begitu, dia menilai upaya tersebut perlu dilakukan walaupun sifatnya jangka panjang. Terpenting, Bambang menuturkan, Pertamina tak mungkin menutup bisnis gas elpijinya karena ketiadaan perusahaan lain yang memproduksi tabung gas ukuran 12 kg. "Pertamina gak mungkin stop karena tidak ada yang produksi tabung 12 kg," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dengan adanya kenaikan harga Rp 1.000 per Kg atau sekitar Rp 12 ribu per tabung, harga jual elpiji 12 Kg sebesar Rp 82.200 per tabung. Harga tabung sempat menyentuh angka Rp 120 ribu dengan kenaikan Rp 3.959 per tabung.

Namun besaran harga jual elpiji di tingkat konsumen nantinya akan bervariasi karena mempertimbangkan jarak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) ke titik serah (supply point).

Biaya ini ditanggung konsumen setelah adanya keputusan Pertamina yang mengalihkan beban biaya distribusi elpiji 12 kg. Hal ini yang membuat harga gas elpiji ukuran 12 kg akan berbeda-beda sampai ke konsumen di setiap wilayah.

Harga tergantung pada jarak atau lokasi konsumen berada dari titik lokasi pusat distribusi elpiji Pertamina. Semakin jauh jarak konsumen dari agen akan semakin mahal harganya.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.