Sukses

IHSG Sepekan: Rupiah & Rilis Data Ekonomi Jadi Perhatian Utama

Sepekan ke depan IHSG akan berada pada rentang support 4150-4187 dan resisten 4268-4289

Meski menguat di akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan kemarin justru tercata tmelemah tipis. Di pekan kedua di tahun yang baru ini, laju IHSG kembali variatif. Padahal di awal tahun, laju IHSG sudah baik dimana bergerak menguat namun.

Laju bursa saham global yang mulai terkena aksi ambil untung (profit taking) pasca mengalami reli jelang akhir tahun maka IHSG pun ikut terkena dampaknya. Belum lagi nilai tukar rupiah yang terus mengalami pelemahan sehingga makin menambah sentimen negatif. Akan tetapi, membaiknya nilai tukar Rupiah jelang akhir pekan dapat mengurangi sentimen negatif sehingga IHSG pun tidak terlalu lama di zona merah.

Sepanjang pekan kemarin, pemodal asing kembali melakukan aksi jual senilai Rp 361,86 miliar dibandingkan sebelumnya yang melakukan aksi beli senilai Rp 888,54 miliar.

"Cukup banyak faktor yang dapat dijadikan alasan terhadap pelemahan IHSG di awal pekan ini," kata Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada dalam ulasannya, Senin (13/1/2014). 

Sejumlah sentimen yang muncul pekan lalu dimulai dari terjadinya aksi jual pada saham-saham pertambangan yang berimbas pada saham-saham perkebunan karena merespon kian dekatnya penerapan aturan larangan ekspor Minerba, kembali melemahnya nilai tukar rupiah, imbas pelemahan laju bursa saham Asia. Bahkan tidak menutup kemungkinan faktor negatif dari kenaikan harga gas elpiji 12 Kilogram yang dinilai akan meningkatkan inflasi dan pengaruh aturan fraksi harga saham dapat dijadikan alasan pelemahan IHSG.

"Akan tetapi, tiga alasan pertama lebih masuk akal dimana pelaku pasar merespon negatif sentimen tersebut sehingga pelemahan pasar masih berlanjut di awal pekan ini," ujar Reza.

Sepekan kemarin, IHSG tercatat turun 2,69 poin (0,06%) atau lebih rendah dari sebelumnya yang menguat 44,68 poin (1,06%). Pelemahan ini juga diikuti indeks utama lainnya antara lain DBX yang melemah 1,20% diikuti indeks ISSI yang turun 0,70% dan JII yang juga turun 0,56%. Sementara itu, indeks IDX30, LQ45, dan MBX dapat berakhir positif.

Laju indeks sektoral bergerak variatif dimana emiten perkebunan memimpin pelemahan sebesar 7,51% diikuti indeks pertambangan dan indeks consumer yang masing-masing melemah 3,31% dan 0,84%. Sementara itu, indeks keuangan, properti, dan industri dasar ialah diantara indeks sektoral yang menguat dengan kenaikan masing-masing 1,68%, 1,29%, dan 2,12%.

Melihat perkembangan yang terjadi sepekan kemarin, Reza memperkirakan pekan depan IHSG akan berada pada rentang support 4150-4187 dan resisten 4268-4289. IHSG membentuk pola menyerupai dragonfly doji di atas middle bollinger bands. MACD mencoba naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih uptrend terbatas.

"Laju IHSG sempat di bawah target support (4200-4244) namun, dapat melampauinya meski belum sampai menyentuh target resisten (4290-4330)," kata Reza.

Laju ini, sambungnya, menunjukkan adanya potensi untuk melanjutkan rebound meski terbatas karena dibatasi dengan sentimen yang ada terutama dari laju rupiah dan rilis data-data ekonomi. "Diharapkan laju Rupiah dapat stabil dan data-data yang dirilis dapat mengkonfirmasi kenaikan lanjutan IHSG," katanya.

Saham -saham yang dapat diperhatikan sepekan ke depan diantaranya SMGR, BBNI, BSDE, CPIN, BMRI, LPCK, MAIN, BBRI, SMCB, JSMR, AUTO, WIKA,  CTRA, dan SCMA.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini