Sukses

Banjir Dana Asing Lambungkan IHSG 135 Poin

Masuknya dana asing sekitar Rp 2 triliun membuat IHSG menutup perdagangan dengan menguat 135,8 poin (3,19%) ke level 4.390,77.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham di hari pertama pekan ketiga Januari dengan meloinjak tajam. Aksi beli asing yang membanjir pasar modal Indonesia membuat IHSG melompat hingga lebih dari 100 poin.

Data RTI mencatat aksi beli asing di pasar modal Indonesia mencapai sekitar Rp 2,1 triliun. Perdagangan asing ini terbilang cukup fantastis mengingat sebelumnya transaksi pembelian saham hanya berada di kisaran ratusan miliar rupiah.

Pada penutupan perdagangan Senin (13/1/2014) IHSG meroket hingga 135,8 poin (3,19%) ke level 4.390,77. Kembalinya IHSG ke level 4.300 ikut dibantu menguatnya indeks saham bluechips hingga 4,26%.

"Sebenarnya berita positif sudah ada sejak awal tahun, namun karena regional kurang baik, investor menahan diri," kata Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo saat dihubungi Liputan6.com.

Aksi beli pemodal asing membawa 208 emiten menikmati kenaikan harga saham. Nasib kurang beruntung dialami 90 emiten yang mencatatkan koreksi sementara 67 emiten lainnya tetap bergerak stagnan.

Nilai transaksi perdagangan saham kali ini memang cukup fantastis. Tercatat dana sebesar Rp 7,91 triliun berputar di pasar modal Indonesia. Dana tersebut bersumber dari penjualan 6,13 miliar saham dari 305.597 kali transaksi.

Penguatan IHSG awal pekan ini terjadi di tengah bursa saham regional yang bergerak variatif. Indeks saham Strait Times Singapura tercatat melemah tipis 0,2% sementara HSI Hong Kong justru melaju naik 0,19%.

Bervariasinya perdagangan saham juga dialami indek bursa saham Amerika Serikat pada penutupan akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones tercatat melemah 0,05% sedangkan S&P dan Nasdaq masing-masing menguat 0,23% dan 0,44%.

Memulai perdagangan di awal pekan, IHSG langsung tancap gas sejak pembukaan dibuka. IHSG langsung meloncat sekitar 40 poin ke lecvel 4.294,19 pada sesi pre-opening.

Selanjutnya, IHSG terus bergerak dalam tren menguat hingga sesi penutupan perdagangan saham.

Sejumlah sentimen positif dari Indonesia yang muncul sejak awal pekan tampaknya baru direspon pemodal asing. Menguatnya cadangan devisa serta neraca perdagangan yang kembali positif telah memicu munculnya sentimen positif di pasar keuangan.

Belum lagi keputusan Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5%. BI rate tersebut dianggap sesuai ekspektasi pasar dan diharapkan bisa memicu pertumbuhan  kredit perbankan.

Kembalinya pemodal asing ke pasar modal Indonesia tak pelaku membuat saham-saham buruan menjadi kebanjiran dana. Sektor konstruksi, manufaktur, dan industri dasar memimpin penguatan indeks dengan menguat masing-masing 6,98%, 6,29%, dan 5,45%.

Penguatan sektor saham juga dialami emiten industri dasar sebesar 4,11% dan industri aneka 3,24%.

Emiten perkebunan menjadi satu-satunya sektor saham yang terpuruk di zona merah dengan melemah tipis 0,01%.

Sejumlah saham perbankan mencatat nilai transaksi perdagangan tertinggi dipimpin oleh BBRI senilai Rp 1,1 triliun, BMRI Rp 498,1 miliar, dan BBCA Rp 380,8 miliar.

Meski menjadi saham paling banyak diborong, emiten yang mengalami kenaikan harga (top gainer) tertinggi di awal pekan ini justru dihuni oleh UNVR yang menguat Rp 1.125, INTP Rp 1.075, BBRI Rp 775, MAPI Rp 775, dan SCBD Rp 640 per saham.

Sedangkan top losser dihuni oleh SUPR yang terkoreksi Rp 1.350, GMTD Rp 550, MLBI Rp 500, IBST Rp 400, dan AALI Rp 174 per saham.  (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini