Sukses

Larangan Ekspor Bijih Mineral RI Bikin Dunia Panik

Selama ini poduksi beberapa perusahaan bergantung pada pasokan bahan baku mineral dan batu bara mentah asal Indonesia.

Penerapan kebijakan ekspor larangan mineral mentah (ore) yang dikombinasikan dengan pengenaan bea keluar (BK) bagi ekspor beberapa bahan mineral mentah tanpa pemurnian (konsentrat) oleh Indonesia sejak 12 Januari 2014 membuat ketar-ketir pengusaha tambang dunia.

Sebab selama ini, produksi beberapa perusahaan bergantung pada pasokan bahan baku mineral dan batu bara mentah asal Indonesia.

Melansir Sydney Morning Herald, sejumlah analis Inggris menilai, larangan pengiriman mineral mentah seperti bijih nikel dan bauksit dari Indonesia merupakan ancaman risiko pasokan terbesar bagi negara-negara produsen alumunium dan nikel dalam jangka panjang.

"Dalam pandangan kami, para pemasok mineral alternatif di wilayah Pasifik tak akan mampu menutupi kemerosotan pasokan akibat larangan pengiriman mineral yang diterapkan Indonesia," ungkap sejumlah analis Macquarie dalam laporannya, Selasa (14/1/2014).

Produsen alumunium terbesar ketiga di dunia, Alcoa, bahkan diprediksi menutup salah satu smelternya di Australia, Point Henry Smelter.

Alcoa diperkirakan mengambil langkah tersebut dalam hitungan bulan karena rendahnya pasokan bauksit yang akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Bauksit yang biasa diperolehnya dari Indonesia merupakan bahan baku produksi alumunium yang dijalankannya.

Dilaporkan Fairfax Media pekan lalu, Alcoa tak akan meminta dukungan pemerintah lebih jauh. Pasalnya saat ini, Alcoa telah memperoleh bantuan dari pemerintah federal dan negara bagian untuk smelter yang berlokasi di Victoria, Australia tersebut.

Selama ini, produksi Point Henry Smelter dapat mencapai kapasitas 180 ribu ton alumunium per tahun. sementara itu, Alcoa juga mengoperasikan smelter terbarunya, Portland.

Pabrik pengolahan mineral mentah ini dapat memproduksi 358 ribu ton alumunium per tahun dengan biaya yang lebih rendah.

Meski demikian, CEO Alcoa Klaus Kleifeld menilai Australia masih memiliki cadangan bauksit yang cukup besar khususnya di wilayah Barat, Queensland dan Northern Territory. (Fik/Nrm)






* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini