Sukses

7 Tipe Pegawai yang Perlu Dipecat dari Kantor

Seringkali pemecatan merupakan kenyataan pahit yang sekaligus menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kinerja perusahaan.

Memutar roda perusahaan seringkali harus terganjal para pegawainya sendiri. Bukannya ikut mendorong pergerakan bisnis perusahaan, terdapat segelintir pegawai yang dengan sikap buruknya justru menahan kemajuan tempat kerjanya.

Seperti dikutip dari Inc.com, Jumat (16/11/2014), saat atasan memberinya lebih banyak kesempatan, para pegawai itu justru semakin merusak kinerja perusahaan. Menurut petuah dari Steve Tobak, salah seorang mantan senior eksekutif dengan pengalaman 20 tahun di industri teknologi, jalan terbaik untuk menghindari kehancuran bisnis adalah dengan melepasnya dari ikatan kerjasama perusahaan yang tengah dijalankan.

Seringkali pemecatan merupakan kenyataan pahit yang sekaligus menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kinerja perusahaan. Untuk itu, para atasan sebaiknya dapat mendeteksi lebih dini, tipe pegawai yang harus dilepas dari perusahaan.

Menurut pengalaman Tobak, berikut tujuh tipe pegawai yang perlu dipecat dari kantor:


1. Pembuat onar

Berbagai persoalan yang dapat diciptakan pegawai bersifat negatif ini, tentu berbagai pekerjaan tak akan dapat terselesaikan dengan baik. Tentu saja, para atasan harus terlebih dulu mentolerir perbuatannya dengan melayangkan surat peringatan.

Tetapi jika pegawai tersebut masih membuat masalah yang lebih parah dan berakibat buruk bagi pekerjaan di kantor, itu merupakan waktu yang tepat untuk melepasnya.


2. Pengumbar janji

Sebagian orang ingin terlihat hebat di kantor dan mengumbar banyak janji hanya untuk mengangkat citra dirinya di hadapan atasan. Sayangnya, kapabilitas dalam dirinya tak sepadang dengan janji yang diumbarnya.

Akibatnya, janji itu tak pernah ditepati. Menemui karyawan seperti ini, melepasnya adalah cara terbaik.


3. Tak bisa menarik konsumen

Khusus bagi para pegawai yang tugasnya menarik konsumen, kemampuan untuk berinteraksi dengan baik merupakan kunci utama. Tak peduli bisnis besar atau kecil, konsumen merupakan hal yang sangat sulit digapai.

Artinya, jika pegawai tak mampu mempertahankan konsumen karena sikap buruknya, menghetikan dia adalah jalan keluar yang baik bagi perusahaan.


4. Tak bisa bekerja dengan baik

Para atasan merekrut dan membayar pegawai untuk kontribusinya pada perusahaan. Setelah itu berikanlah perlengkapan serta pelatihan agar para pegawai mampu bekerja sesuai harapan.

Akan tetapi jika para pegawai tak mampu melakukannya, maka berikanlah kesempatan untuknya mencari pekerjaan di tempat lain.


5. Pembual

Lontaran kata-kata penuh kebohongan dari pegawai ha. Apapun alasannya, para atasan tak bisa mengampuni pegawainya yang telah berbohong. Kuncinya, relakan saja pegawai seperti itu untuk orang lain.


6. Berlagak punya kuasa

Di sebuah perusahaan, ada saja pegawai yang senang mencari perkara dan menonjolkan bahwa dirinyalah yang paling benar. Setengah pikirannya terfokus pada pekerjaan sementara sebagian lainnya berkonsentrasi penuh untuk mengalahkan orang lain.

Bahkan dia tak segan-segan mengeluh tentang pekerjaan rekan atau atasannya hanya untuk menunjukkan dirinya mampu melakukan tugas tersebut dengan lebih baik. Perangai tersebut sangat buruk, karena biasanya si pelaku senang berlagak punya kuasa di hadapan orang lain. Orang-orang dengan sifat seperti ini sebaiknya disingkirkan dari perusahaan.

7. Mengabaikan peraturan di tempat kerja

Apapun peraturan yang diterapkan perusahaan harus senantiasa dijalankan. Semua orang harus didorong untuk mematuhinya dan bekerja sesuai dengan budaya perusahaan.

Tetapi saat bawahan sudah tidak lagi mampu bekerjasama dengan si bos dan memilih bekerja sesukanya, pemecatan adalah pelajaran terbesar untuknya. (Sis/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini