Sukses

Bank Dunia: Negara Berkembang Tidak Perlu Bereaksi Berlebihan

"Selama pelaku pasar tidak bereaksi berlebihan terhadap tapering, berbagai pasar keuangan di negara-negara berkembang akan baik-baik saja,"

Sepanjang 2013, sejumlah negara berkembang mengalami berbagai hantaman ekonomi termasuk penarikan dana asing yang mengakibatkan melemahnya nilai tukar mata uang. Seluruh kondisi ini dipicu isu tunggal yaitu rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengurangi dana program stimulus.

Berkaca pada pengalaman tersebut, Manajer Development Prospects Group Bank Dunia Andrew Burns menyarankan pasar keuangan di sejumlah negara pada tahun ini agar tidak bereaksi berlebihan terhadap aksi The Fed.

"Selama para pelaku pasar tidak bereaksi berlebihan terhadap tapering, berbagai pasar keuangan di negara-negara berkembang akan baik-baik saja," jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Bank Dunia yakin dampak tapering The Fed masih dapat diatasi oleh negara-negara berkembang. Secara garis besar, perubahan pergerakan ekonomi di negara-negara berkembang memang dipengaruhi dua faktor yang berasal dari domestik dan global.

"40% dari perubahan perekonomian yang terjadi di negara berkembang dipengaruhi sejumlah faktor domestik seperti defisit transaksi berjalan dan perdagangan. Sementara 60% lainnya dipengaruhi fluktuasi perekonomian global," terangnya.

Meski mampu mengantisipasi dampak yang muncul, Bank Dunia mengingatkan bahwa seluruh pergerakan ekonomi global berada di luar kendali negara-negara berkembang.

"Itu (faktor global) pasti terjadi begitu saja, itu di luar kendali Anda," tandasnya.(Sis/Shd)

Baca Juga

Bill Gates: Tak Ada Negara Miskin di 2035

5 Bank yang Paling Jitu Meramal Rupiah

Bank Dunia: Perekonomian Global Berada di Titik Balik Tahun Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.