Sukses

Harga Minyak Naik Terpicu Musim Dingin yang Berkelanjutan

Minyak mentah berjangka AS naik pada Jumat (24/1/2014) pagi ini mempersempit diskon untuk minyak Eropa Brent ke level terendah 2 bulan.

Minyak mentah berjangka AS naik pada Jumat (24/1/2014) pagi ini, mempersempit diskon untuk minyak Eropa Brent ke level terendah dalam dua bulan. Ini karena hasil yang lebih besar dari perkiraan dalam distillate stocks yang disebabkan musim dingin yang berkelanjutan.

Brent kehilangan 69 sen menetap di US$ 107,58 per barel, turun dari Rabu ketika menetap di level tertinggi tahun ini - $ 1,54 lebih tinggi pada US$ 108,27 per barel.

Sementara harga minyak AS 59 sen lebih tinggi menjadi US$ 97,32 per barel, menjadi harga penutupan tertinggi sejak Hari Tahun Baru.

Minyak mentah AS berada di trek untuk mencapai persentase kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari dua bulan.

Ini imbas dari cuaca dingin dan sebuah laporan pemerintah AS menunjukkan 3,21 juta barel distillate stocks ultra low-sulfur diesel (ULSD), lebih dikenal sebagai minyak pemanas, melajur ke harga tertinggi mereka tahun ini. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak ini imbang 900 ribu barel.

Minyak mentah AS, yang mundur sedikit dari keuntungan sebelumnya lebih dari US$ 1, juga didukung mulai beroperasinya Gulf Coast pipa TransCanada.

Pipa yang pada akhirnya akan membawa 700 ribu barel minyak per hari (bph) dari Cushing, Oklahoma, titik harga untuk New York Mercantile Exchange, ke kilang Gulf Coast.

Reli harga minyak mentah AS terjadi meski ada 990 ribu barel dalam stok minyak mentah, kenaikan pertama dalam delapan minggu.

Minyak Brent jatuh Kamis setelah data menunjukkan sektor pabrik China mengalami kontraksi pada bulan Januari untuk pertama kalinya dalam enam bulan. China adalah konsumen minyak terbesar kedua di dunia.

Penyebaran memecahkan 100-day moving average dari $ 10,48 untuk pertama kalinya dalam tiga-dan-a-setengah bulan dan dikontrak untuk titik ketat sejak awal November.

"Hal ini cukup beralasan bahwa jika kita melihat minyak yang diproduksi di dalam negeri semakin banyak sampai ke kilang Gulf Coast itu bullish untuk harga WTI," kata Gene McGillian, analis Tradition Energy di Stamford, Connecticut.(Nrm)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini