Sukses

Tekad Mau Swasembada Pangan, Anggaran Pertanian Justru Dikurangi

Kementan mengungkapkan pemerintah telah memancangkan program Bukti Tinggi Action Plan yang didalamnya menyangkut ambisi swasembada pangan.

Demi menciptakan swasembada pangan, pemerintah pada Oktober 2013 telah mecanangkan program Aksi Bukittinggi (Bikittinggi Action Plan) yaitu rencana aksi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Herannya, pekerjaan besar tersebut justru tidak mendapat dukungan pembiayaan yang dialokasikan ke Kementerian Pertanian pada 2014

"Anggaran tahun 2014 malah berkurang Rp 2 triliunan, target harus dicapai padahal, anggaran malah berkurang. Kita harus lihat ini jadi sebuah tatangan, tidak boleh menyerah," ungkap Menteri Pertanian, Suswono di Jakarta, Sabtu (25/1/2014).

Sebagai koordinator program aksi tersebut, anggaran Kementan dalam beberapa tahun terakhir justru terus dikurangi. Kondisi ini terbalik dengan target yang ditetapkan pemerintah setiap tahunnya yang justru diharapkan terus meningkat.

Pada 2012, anggaran belanja Kementan tercatat mencapai Rp 20,61 triliun. Namun tahun lalu, anggaran pertanian justru turun menjadi Rp 17,86 triliun dan berkurang lagi menjadi Rp 15,47 triliun pada 2014.

Dengan minimnya penganggaran dari pemerintah, Suswono mengaku terus berupaya menyiasati kondisi tersebut dengan menggandeng pihak swasta. Kementan tak mungkin hanya mengandalkan anggaran pemerintah lewat APBN.

"Memang Aksi Bukit Tinggi butuh anggaran untuk itu, tapi nanti akan dibahas di Menko untuk mengupayakan tambahan anggaran," paparnya.

Seperti diketahui, dalam program jangka panjang pemerintah tersebut juga akan bisa meningkatkan produksi dan produktivitas sejumlah komoditas pangan, utamanya sekali lagi utamanya komoditas strategis, yaitu beras, gula, jagung, daging sapi, dan kedelai ataupun produk turunannya. (Yas/Shd)

Baca juga

Pemerintah Fokus Swasembada 5 Komoditas

Target Swasembada Pangan RI Seret, Ini Alasan Mentan

100 Ribu Lahan Pertanian Lenyap, Swasembada Pangan Terancam Gagal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.