Sukses

Ini Alasan Bank Sentral AS Tetap Melanjutkan Tapering

Bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali memutuskan menarik dana stimulus moneternya sebesar US$ 10 miliar.

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Ben Bernanke memimpin rapat direksi yang terakhir pada dua hari lalu yang fokus membahas pengurangan pembelian obligasi dari jumlah awal US$ 85 miliar per bulan. Dalam pertemuan tersebut, The Fed akan kembali mengurangi pembelian obligasi senilai US$ 10 miliar.

Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (30/1/2014), rapat tersebut sekaligus menjadi pertemuan terakhir yang dipimpin Bernanke setelah menduduki jabatannya selama delapan tahun berturut-turut. Hasilnya, The Fed akan tetap pada pendiriannya untuk menarik habis dana stimulus yang telah memperlebar neraca keuangannya hingga lebih dari US$ 4 triliun.

Perbedaan pendapat sempat terjadi dalam rapat tersebut. Itu karena aksi The Fed memicu pelemahan mata uang di negara-negara berkembang. Selain itu, pemulihan ekonomi AS juga belum menemukan pijakan yang kukuh sehingga dimungkinkan bisa goyah sewaktu-waktu.

"Saat ini pasar berusaha menyesuaikan pergerakannya seiring dengan perubahan kebijakan The Fed," ungkap pakar strategi pasar keuangan Quincy Krosby.

Pada pertemuan Desember, The Fed telah memutuskan untuk mengurangi program pembelian obligasinya sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar. Sementara pada rapat dua hari lalu, berdasarkan hasil pemungutan suara redaksi, Bernanke kembali memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasi sebesar US$ 10 miliar di tahapan kedua.

Meski masa kepemimpinan Bernanke telah berakhir, The Fed di bawah kepemimpinan Janet Yellen akan tetap mengakhiri peredaran dana stimulusnya pada akhir 2014.

"Sudah semakin jelas, dalam beberapa bulan ke depan, The Fed akan segera menuntaskan program pembelian obligasinya. Mungkin akan berakhir pada Oktober atau awal November tahun ini," ungkap wakil pimpinan investasi Pimco, Bill Gross.

Alasan Tapering Tetap Dilakukan

Bank sentral AS kembali melakukan langkah pemangkasan pembelian obligasi  melihat dari indikator pasar tenaga kerja yang beragam dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, para pembuat kebijakan bank sentral AS tetap melakukan pemangkasan pembelian obligasi untuk mempercepat pemulihan dari resesi terburuk sejak Great Depression. Hal itu dilakukan di tengah payroll yang melambat dan kekacauan mata uang negara berkembang.

Bank sentral AS juga tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Hal ini dilakukan hingga pengangguran turun di bawah 6,5%.

"Langkah ini memberikan sedikit kejelasan dan kepastian ke pasar pada arah The Fed. Hal itu akan membingungkan bila gangguan pasar negara berkembang menyebabkan The Fed mengubah arah," ujar Heather Loomis, Direktur West Coast. (Sis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.