Kisah Pasukan Khusus Nazi yang Sukses Jadi Miliarder

Rudolf August Oetker merupakan salah satu pengusaha kaya yang menjadi miliarder setelah menjalankan perusahaan makanan swasta milik sendiri, Oetker-Gruppe. Namun tidak ada yang tahu, Rudolf ternyata pernah mengabdi pada Nazi dan memperoleh modal bisnisnya dari salah satu partai paling ternama di dunia itu.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2014), Rudolf baru beberapa minggu menjadi salah satu tentara di sayap militer Nazi, Waffen-SS saat dia menerima kabar bahwa seluruh keluarganya telah tiada. Ibu kandung, dua saudara dan ayah tirinya tewas terbunuh setelah bom menghantam rumah keluarganya di Bielefeld, Jerman.

Kehilangan tersebut merupakan tragedi mendalam bagi calon perwira yang masih berusia 28 tahun itu. Keluarga Rudolf saat itu merupakan pemasok barang bagi para tentara Jerman garda depan yang berjuan di Perang Dunia II.

Rudolf menerima tunjangan permanen atas tugas-tugasnya selama mengabdi di Nazi. Tunjangan tersebut diberikan agar dia bisa mengambil alih bisnis keluarga pada Oktober 1944.

Selama 60 tahun setelah itu, mantan pegawai SS ini menmperluas bisnisnya di bidang distribusi, makanan, minuman, perbankan dan perhotelan. Pria yang mendapatkan pelatihan di kamp konsentrasi Dachau ini akhirnya berhasil memiliki lebih dari 26 ribu karyawan dengan kekayaan mencapai US$ 14,8 miliar atau Rp 180,6 triliun (kurs: Rp 12.203 per dolar AS).

"Seluruh karyawan di perusahaan (Oetker Group) masih menganggapnya sebagai pahlawan yang mampu membesarkan perusahaan setelah perang berlangsung. Padahal seseorang harusnya mampu melihat dari dua sisi," ungkap penulis yang melakukan penelitian pada keluarga Rudolf.

Di usianya yang ke-90, dia menghembuskan nafas terakhirnya pada 2007. Rudolf meninggalkan delapan anak dari tiga pernikahan yaitu  Rosely Schweizer, August Oetker, Bergit Douglas, Christian Oetker, Richard Oetker, Alfred Oetker, Carl Ferdinand Oetker dan Julia Oetker.

Kerajaan bisnis yang didanai Nazi ini kini bernilai US$ 12 miliar atau Rp 146,4 triliun. Seluruh anak-anaknya itu terus memperluas bisnis Rudolf dengan berbagai cara. (Sis/Ndw)