Sukses

Pengurangan Stimulus AS Bikin Rupiah Bertengger di Rp 12.000

Langkang tapering off oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) diprediksi akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah

Langkah pengurangan stimulus (tapering off) oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) diprediksi akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Padahal negara ini sukses membukukan surplus neraca perdagangan tiga bulan berturut-turut sejak Oktober-Desember 2013.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pagi tadi bergerak menguat sebesar 59 poin ke posisi 12.140 jika dibandingkan dengan sebelumnya yakni 12.199 per dolar AS. Sedangkan di pasar spot, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 12.176 per dolar AS atau menguat 0,5%.

"Fenomena pergerakan nilai tukar lebih didorong karena faktor eksternal. Iya karena The Fed sebab jika dilihat yield dari US treasure 10 tahunnya sudah 2,6% atau naik di emerging market. Artinya sudah ada modal pindah ke AS," kata Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Dia mencontohkan pergerakan nilai tukar mata uang di beberapa negara berkembang yang sudah mengalami pelemahan pada pekan lalu.

"Rupee India yang naik tajam dengan perhitungan 6,3 rupee per dolar AS dari sebelumnya 6,1 rupee. Turki dengan Lira dari 9 Lira per dolar AS menjadi 11 Lira per dolar AS. Real Brazil dari 2,4 ke 2,7 real per dolar AS, sedangkan Peso Argentina drop 30%," ucapnya.

Sementara kurs rupiah, Chatib bilang, masih bergerak stabil dengan depresiasi dari Rp 12.000 per dolar AS menjadi Rp 12.100 per dolar AS.

"Rupiah relatif lebih stabil karena faktor domestiknya cukup membendung tekanan yang lebih jauh. Mungkin kalau tidak terjadi sesuatu yang baik pada sisi domestik bisa mengakibatkan pressure yang lebih tinggi," terangnya. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini