Sukses

Era 70-an, Produksi Minyak RI 1,6 Juta Barel/Hari

Kondisi ladang minyak Indonesia yang sudah berumur saat ini, tak mampu menyemburkan aliran minyak sederas dulu.

Bicara ketahanan energi selalu berkaitan dengan produksi (lifting) minyak mentah. Namun kondisi ladang minyak Indonesia yang sudah berumur saat ini, tak mampu menyemburkan aliran minyak sederas dulu.

Ketua Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII), Nanang Untung mengungkapkan, sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Indonesia menargetkan produksi minyak mentah bisa meningkat signifikan lebih dari 1 juta barel per hari.

"Dari hasil diskusi Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa Indonesia pernah mencetak produksi minyak mentah 1,6 juta barel per hari pada 1970-an," ujarnya saat acara Enhanced Oil Recovery/EOR di kantor Pertamina, Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Kata Nanang, hasil lain menyebutkan dengan metode recovery, cadangan minyak mentah di Indonesia tinggal tersisa 10 tahun.

Dengan kondisi ini, negara harus menanggung beban keuangan yang cukup berat karena harus memenuhi kekurangan pasokan minyak mentah melalui impor dari negara lain.

"Poin selanjutnya, negara ini membutuhkan insinyur-insinyur kimia, perminyakan untuk mengangkat sisa minyak di Indonesia. Jadi pemerintah perlu kerja sama dengan SKK Migas, Pertamina, akademisi, dan lainnya," papar dia.

Kerja sama ini, menurut Nanang, perlu ditingkatkan karena secara umum lapangan minyak sudah masuk masa secondary dan harus segera dilakukan eksploitasi dengan teknologi EOR.

"Diperlukan aplikasi teknologi EOR untuk meningkatkan lifting minyak bumi lewat berbagai metode, seperti EOR Water and Chemical, injeksi dan lainnya. Faktor biaya jadi pertimbangan penerapan aplikasi ini karena tanpa biaya recovery," ujarnya.

EOR, tambah dia, diharapkan dapat diimplementasikan dalam kurun waktu tidak lama lagi. "Makanya butuh peran dari insinyur kimia, perminyakan dalam menyiapkan bahan kimia sulfaktan yang bisa dipertanggung jawabkan sehingga bisa mewujudkan ketahanan energi nasional," tandas Nanang.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.