Sukses

Ekonomi RI Paling Rawan Digoyang Bencana Alam

Bencana alam melahirkan ancaman finansial yang jauh lebih besar bagi perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Perusahaan konsultasi strategis dan penanganan risiko global Maplecroft mengungkapkan bencana alam berpotensi menjadi gangguan besar bagi perekonomian setiap negara. Diantara berbagai negara di dunia, Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu negara yang paling terancaman mengalami kerusakan kondisi ekonomi karena bencana alam.

Seperti dikutip dari Business Green, Rabu (19/2/2014), Secara global terdapat sejumlah bencana alam yang dianggap sangat mengancam perekonomian di suatu negara termasuk banjir, tsunami, badai, gempa bumi dan gunung meletus.

Marplecfroft mengungkapkan, perekonomian negara-negara besar seperti Jepang, Amerika Serikat (AS), Taiwan dan China sangat berisiko terganggu bencana alam. Tapi itu belum seberapa. Bencana alam melahirkan ancaman finansial yang jauh lebih besar bagi perekonomian negara-negara berkembang seperti Indonesia, Filipina dan Bangladesh.

Perusahaan yang berlokasi di Inggris itu mengungkapkan, ketiga negara tersebut juga akan menghadapi tingkatan risiko bencana alam yang ekstrim dari 44,3% menjadi 49,9% pada 2025. Hal itu dianggap dapat membahayakan ekonomi global akibat pembengkakkan risiko bencana di negara-negara berkembang tersebut.

Tengok saja bagimana Badai Haiyan meluluhlantahkan sebagian wilayah Filipina pada November tahun lalu dan menewaskan sekitar 6.200 penduduk. Tak hanya berkorban nyawa, bencana tersebut juga berdampak signifikan pada perekonomian Filipina.

Akibat hantaman Badai Haiyan saat itu, pemerintah Filipina tercatat menanggung kerugian hingga US$ 10 miliar. Angka itu setara 4% total produk domestik bruto (PDB) Filipina.

CEO Maplecroft  Alyson Warhurst mengakui peningkatan ancaman itu berpotensi membuka peluang baru bagi sejumlah perusahaan yang mampu menjaga ketahanan ekonomi nasional.

"Sayangnya, berbagai peluang investasi yang tersedia bergantung pada pertumbuhan ekonomi negara. Sementara negara-negara tersebut berisiko terkena risiko besar bahaya bencana alam dan memiliki kapasitas terbatas untuk bangkit kembali saat bencana alam benar-benar melanda," paparnya.

Dia menjelaskan, dalam hal ini sektor swasta memiliki peranan penting dalam membangun ketahanan ekonomi di tiga negara tersebut. Perusahaan-perusahaan yang berpotensi mengurangi risiko bencana alam juga dapat memperoleh keuntungan dari investasi langsung dan lisensi usaha dari pemerintah. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini