Sukses

Menanti Putusan The Fed, Kemana Arah Harga Emas?

Pertemuan The Fed kali ini yang kabarnya akan membahas kebijakan penarikan dana stimulus juga ikut mempengaruhi pergerakan harga emas.

 

Liputan6.com, Jakarta- Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali menguji pasar keuangan di sejumlah negara melalui pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar selama dua hari pekan ini. Tak hanya menggoyang pasar keuangan, pertemuan The Fed kali ini yang kabarnya akan membahas kebijakan penarikan dana stimulus juga ikut mempengaruhi pergerakan harga emas.

"Harga emas masih berkonsolidasi hingga siang ini menjelang hasil rapat moneter FOMC The Fed yang akan dirilis dini hari nanti," ungkap
Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dalam keterangan resminya, Rabu (17/9/2014).

Seperti dikutip dari Reuters, para investor sempat memberikan taruhan besar untuk dolar dan meninggalkan emas di tengah penantian petunjuk waktu kenaikan suku bunga The Fed yang pertama dalam delapan tahun terakhir. Di awal pekan, harga emas bahkan sempat menyentuh level terendah sejak Januari pada Senin sebesar US$ 1.225,3 per ounce.

Ariston juga mencatat, harga emas sempat menguat ke level US$ 1.241 per ounce semalam setelah beredar kabar bahwa China menyuntikan dana sebesar 500 miliar yuan ke lima bank besarnya.

Di tengah pertemuan The Fed saat ini, harga emas bergerak di kisaran US$ 1.236 per ounce dan kembali masuk ke zona konsolidasi.

Menurut pengamatan Aristom, resisten kini berada di kisaran US$ 1.242 per ounce, sementara level support terdekat masih belum beranjak dari kisaran US$ 1230,5 per ounce.

Dia memprediksi, nilai jual emas masih berpeluang menguat jika harganya bertahan di atas US$ 1.230,5 per ounce. Sebaliknya, pergerakan di bawah US$ 1.230,5 per ounce membuka peluang pelemahan ke area support berikutnya di kisaran US$ 1.225 per ounce.

Sebelum hasil rapat The Fed dirilis, data CPI AS bisa menjadi pemicu kenaikan harga emas. Data Consumer Price Index (CPI) yang lebih rendah dari prediksi bisa mendorong pelemahan dolar AS dan memperkuat harga emas.

Itu lantaran level CPI yang rendah bisa memunculkan asumsi The Fed tidak akan menaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih cepat dari perkiraan para analis. (Sis/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini