Sukses

Tak Dilanda Krisis, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa 7%

Angin segar belum berpihak pada Indonesia mengingat periode 2015 merupakan masa awal dari normalisasi kebijakan Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menegaskan Indonesia berpeluang mencetak pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen dalam dua tahun mendatang. Namun hal tersebut dengan syarat yaitu tak ada krisis keuangan di dalam maupun luar negeri.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, potensi pertumbuhan ekonomi 7 persen baru akan dirasakan Indonesia paling cepat 2016.

"Paling cepat 7 persen di 2016, tapi kalaupun belum tercapai minimal mendekati 7 persen, sehingga tahun-tahun berikutnya bisa mencapai 7 persen," ungkap dia di acara Musrenbangnas, Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/12/2014).

Sementara tahun depan, katanya, angin segar belum berpihak pada Indonesia mengingat periode 2015 merupakan masa awal dari normalisasi kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate).

"Kalau kita menata ulang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan belanja yang lebih produktif, kita bisa upayakan pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,8 persen dan mendorong ekonomi 2016," terang dia.

Syaratnya, kata Bambang, penyerapan belanja pemerintah harus sesuai target, penyederhanaan perizinan dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu sehingga mendorong investasi asing masuk ke Indonesia, ekonomi bisa menyentuh pertumbuhan lebih tinggi.

"Syarat tumbuh tinggi, di sektor keuangan tidak ada krisis atau mini krisis. Contohnya di 2008, semuanya melambat hingga pertumbuhan ekonomi kita terkontraksi 4,5 persen, jadi kestabilan ekonomi global perlu," paparnya.

Bambang juga bilang, pemerintah harus memperkuat fundamental makro ekonomi Indonesia sehingga dapat menjaga sektor keuangan, kredit macet rendah, defisit ekonomi berkurang serta meningkatkan dana pihak ketiga untuk menambal defisit anggaran dan transaksi berjalan. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.