Sukses

Pertumbuhan Kinerja IHSG Tertinggi ke-4 di Asia

Pertumbuhan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 22,29 persen menjadi ke level 5.226,95 jelang akhir tahun 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan prestasi sepanjang 2014. Posisi IHSG berada di posisi keempat di antara bursa saham regional.

IHSG naik 22,29 persen secara year to date (Ytd) ke level 5.226,95 pada penutupan perdagangan saham Selasa (30/12/2014) dari penutupan perdagangan 2013 di kisaran 4.274,18. Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG menguat 48,57 poin atau sekitar 0,94 persen. Rata-rata price earning ratio (PER) IHSG tercatat 19,1 kali pada 2014.

Posisi IHSG di bawah bursa saham Filipina. Indeks saham PSE naik 22,76 persen ke level 7.230. Pasar modal Indonesia pun bersaing dengan Filipina.

"Baik wilayah Asia Pasifik dan Asia, saya kira head to head dengan Filipina. Namun memang ukurannya lebih kecil. Mudah-mudahan kita tumbuh lebih dengan optimisme lebih besar," ujar Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Hadad, seperti ditulis, Rabu (31/12/2014).

Di bursa saham Asia, Bursa saham China berhasil mencatatkan pertumbuhan tertinggi sepanjang 2014. Bursa saham China naik 49,61 persen, lalu bursa saham India naik 29,29 persen, dan bursa saham Filipina menguat 22,76 persen.

Penguatan IHSG ini ditopang oleh sejumlah sektor saham antara lain sektor saham properti, real estate, dan konstruksi naik 55,76 persen, lalu disusul sektor saham keuangan mendaki 35,41 persen ke level 731,64 dan sektor saham infrastruktur, utilitas, dan transportasi menguat 24,71 persen.

Pada 2014, IHSG sempat menguat tajam dalam satu hari perdagangan saham. IHSG naik 3,2 persen ke level 4.878,64 pada penutupan perdagangan saham 14 Maret 2014. Hal itu didukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden oleh ketua umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP-P) Megawati.

IHSG pun mencatatkan level tertinggi sepanjang sejarah di kisaran 5.246,48 pada 8 September 2014. Tak hanya itu, aliran dana investor asing juga menorehkan rekor. Aliran dana investor asing mencapai Rp 42,59 triliun pada 2014 dibandingkan periode 2013 dengan aliran dana investor asing keluar Rp 20,65 triliun.

Meski demikian, transaksi perdagangan saham turun sepanjang 2014. Hal itu seiring kebijakan baru Bursa Efek Indonesia (BEI) soal fraksi harga dan jumlah satuan lot saham. Rata-rata nilai transaksi harian turun 3,9 persen menjadi Rp 5,9 triliun periode Januari-Desember 2014 dibandingkan periode sama 2013 sebesar Rp 6,24 triliun.

Selain itu, jumlah perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) turun menjadi 24 perusahaan dibandingkan jumlah IPO 2013 sebesar 31 emiten. Total dana yang dihimpun dari pasar modal periode Januari-Desember 2014 adalah sebesar Rp 43,97 triliun. Dana yang dihimpun itu berasal dari IPO sebesar Rp 9,02 triliun, rights issue sebesar Rp 33,49 triliun dan waran sebesar Rp 1,46 triliun. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.