Sukses

Sofyan Djalil Sebut Masalah Cabai Kronis

Indonesia belum mempunyai sistem penyimpanan untuk bahan pangan yang memadai.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai ada satu permasalahan yang cukup serius sehingga membuat harga jual cabai melambung setiap tahun di pasar tradisional. Persoalan krusial tersebut seperti siklus penanaman cabai hingga logistik bahan pangan tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, ada kebiasaan petani yang berlomba-lomba menanam cabai ketika harga jual meroket di pasaran. Namun sebaliknya, jika harga turun, petani malas menanam.

"Masalah cabai memang kronis, karena kalau harga tinggi petani ramai-ramai tanam cabai lantaran merespon harga. Tapi kalau harga lagi jatuh, petani nggak mau nanam sehingga harganya naik lagi. Kan kasihan masyarakat," tegas dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (9/1/2015).

Kondisi naik turunnya harga cabai atau komoditas pangan lain setiap tahun, lanjut Sofyan, disebabkan karena masalah tata niaga dan logistik yang buruk.

Dia menjelaskan, Indonesia belum mempunyai sistem penyimpanan untuk bahan pangan yang memadai, belum mengembangkan industri berbasis bahan pangan dan lainnya.

"Solusinya harus jangka menengah panjang, seperti menyiapkan tempat penyimpanan yang bagus, memperkuat Bulog sebagai stabilisator bukan dengan uang tapi sistem. Jadi pas harga bawang misalnya tinggi bisa terserap, tapi pas harga rendah dilepas," jelasnya.

Sekadar informasi, sudah hampir dua bulan cabai rawit merah masih betah bertengger di harga Rp 100 ribu per kilogram (kg) meski ada kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sementara jenis cabai lain sudah mengalami penurunan hingga Rp 20 ribu per kg. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.