Sukses

Harga Minyak Turun, Investor Waspada Akumulasi Saham

Harga BBM bersubsidi turun dapat memberikan sentimen positif ke pasar modal Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis premium menjadi Rp 6.600 sedangkan solar menjadi Rp 6.400.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, harga BBM bersubsidi turun akan memberi sentimen positif bagi pelaku pasar. Lantaran harapan pelaku pasar untuk menanamkan modal semakin kuat dengan perkiraan inflasi rendah.

"Januari bisa rendah 0,2 persen sampai 0,3 persen. Sebelumnya bisa sampai 0,9 persen," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Namun menjadi pertanyaan Hans, apakah penurunan harga BBM juga diikuti harga barang. Hal itu lantaran beban produksi telah turut naik ketika harga  BBM naik untuk pertama kali pada November 2014.

Misalnya, untuk produk makanan dan minuman. Dia berkata industri tersebut telah mendapat beban tambahan dari kenaikan harga plastik.
Sejalan dengan itu, kenaikan harga BBM telah mengerek beban biaya logistik transportasi. Dia menuturkan, beban biaya transpotasi tidak hanya pada BBM namun juga pada peningkatan beban onderdil.

"Biaya logistik bukan cuma BBM, dia spare part, biaya BBM naik dia juga naik. Ini jadi masalah, kebijakan butuh waktu planning ke depan," lanjutnya.

Harga BBM turun telah terjadi dua kali dalam sebulan. Sesuai ketentuan berarti pemerintah akan mengevaluasi harga BBM setiap dua minggu sekali. Hans mengatakan, pelaku pasar mesti mencermati harga minyak untuk akumulasi saham. "Harus berhati-hati sekali, perubahan minyak," tandas dia. (Amd/Ahm)


 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini