Sukses

Menkeu: Stimulus Bank Sentral Eropa Ampuh Bikin Rupiah Stabil

Stimulus bank sentral Eropa dinilai dapat menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Pelonggaran likuiditas atau dikenal dengan kebijakan Quantitative Easing (QE) senilai 60 miliar euro setiap bulan dipandang dapat menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan, pengguliran stimulus dari Bank Sentral Eropa (ECB) dapat menjadi penyeimbang rencana penyesuaian tingkat suku bunga acuan The Federal Reserve. Kenaikan Fed Fund Rate diperkirakan berlangsung pada September 2015.

"Kebijakan ECB akan membantu menstabilkan kurs rupiah, bukan langsung memperkuat rupiah. Kestabilan itu penting karena ECB bisa agak menetralkan dampak dari kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS," ujar dia kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Bambang menjelaskan, penyesuaian suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate diprediksi menyerap seluruh mata uang dolar AS kembali ke negaranya. Di sisi lain, ECB justru menerbitkan dan menyebarkan uang berdenominasi Euro ke negara-negara Eropa dan negara berkembang.

"Dengan kebijakan ECB, dana yang tadinya lari ke AS semua, ada yang lari ke tempat lain karena ada Euro dan bergerak ke negara berkembang dan negara Eropa. Jadi ada upaya menetralisir (rupiah), jangan aman saja hanya dengan mengandalkan kemampuan menjadi defisit transaksi berjalan," tutur dia.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyambut baik kesepakatan antara pemerintah dan Komisi XI DPR yang menaruh asumsi kurs rupiah pada level Rp 12.500 per dolar AS di RAPBN-Perubahan 2015.

"Angka Rp 12.500 per dolar AS sudah mencerminkan rata-rata asumsi kurs dari RAPBN-P 2015. Jadi kita sambut baik," ujar Agus. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.