Sukses

Investor Singapura Paling Rajin Tanam Duit di Banten

Investor hanya fokus menanamkan modalnya di Banten Utara seperti di kabupaten Tangerang.

Liputan6.com, Serang - Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami kenaikan menjadi sekitar Rp 33 triliun pada 2014 didukung dari perluasan proyek dan penambahan proyek baru.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPM-PT) Provinsi Banten, Ranta Soeharta menuturkan, kenaikan PMA di Banten pada 2014 itu karena ada penambahan proyek sebanyak 709 buah baik perluasan dan proyek baru. Sedangkan untuk negara paling getol menanamkan modal berasal dari Singapura.

"Nilai investasinya Singapura sebesar US$ 667,44 juta dengan jumlah proyeknya sebanyak 99 proyek. Bentuknya banyak mulai dari sektor properti dan lainnya," kata Ranta, Selasa (24/2/2015).

Namun, keinginan investor menanamkan modalnya masih fokus di Banten Utara seperti di kabupaten Tangerang. Penanaman modal belum sampai menyentuh ke Banten Selatan seperti kabupaten Pandeglang dan Lebak.

"Kabupaten Tangerang masih menjadi wilayah yang menyumbang terbesar baik PMA maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)," kata Ranta.

BKPM Harap Pemerintah Daerah Pastikan Kelancaran Investasi

Kepala BKPM Franky Sibarani mengharapkan, pemerintah daerah juga dapat memastikan kelancaran proses realisasi investasi masing-masing dengan mensinkronisasikan antara PTSP provinsi, daerah dan kota.

"BKPM juga berharap pemerintah daerah dapat memastikan lancarnya proses realisasi investasi masing-masing. Saat ini BKPM memfasilitasi 99 proyek yang terhambat di 25 provinsi senilai lebih dari Rp 477 triliun," kata Franky.

BPKM menargetkan integrasi 144 Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dari 24 provinsi, 94 kabupaten, 20 kota, 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan 1 kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas (KPBPB) sepanjang 2015.

"Tahun 2016, BKPM menargetkan seluruh PTSP provinsi dan kabupaten, kota sudah terintegrasi dengan PTSP pusat," papar Franky. (Yandhi D/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.