Sukses

IMF: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Rendah

Sejak krisis finansial global pada 2007-2009, IMF melihat potensi pertumbuhan ekonomi dunia masih lemah.

Liputan6.com, Washington - Sejak krisis finansial global pada 2007-2009, potensi pertumbuhan ekonomi dunia tampak terpukul parah. Organisasi keuangan dunia, International Monetary Fund (IMF) menilai dampak krisis tersebut masih akan memperlambat potensi pertumbuhan ekonomi dunia hingga beberapa tahun ke depan.

Mengutip Reuters, Rabu (8/4/2015), pernyataan tersebut merupakan tanda bahwa seharusnya suku bunga di beberapa negara masih tetap rendah untuk sementara waktu guna menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan potensial merupakan tolak ukur seberapa cepat sejumlah negara dapat tumbuh dalam kurun waktu tertentu tanpa terhentak pukulan inflasi. Sebenarnya, sebelum krisis finansial melanda, potensi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju telah bergerak melamban lantaran populasi penduduk yang bertambah tua dan anjloknya inovasi di bidang teknologi.

Namun penurunan investasi swasta dan melambatnya pertumbuhan tenaga kerja memangkas potensi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju menjadi 1,3 persen dalam rentang waktu 2008-2014. Studi IMF menemukan, angka tersebut sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan sebelum krisis melanda.

Penelitian IMF yang merupakan bagian dari World Economic Outlook yang biasa digelar 2 tahun sekali itu dapat menjadi landasan berbagai diskusi mengenai cara mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Khususnya, saat para pembuat kebijakan ekonomi dunia berkumpul di Washington pekan depan pada pertemuan IMF dan Bank Dunia.

Selama lima tahun ke depan, potensi pertumbuhan ekonomi tahunan negara-negara maju diperkirakan meningkat 1,6 persen. Angka tersebut masih di bawah rata-rata potensi pertumbuhan sebelum ksisis melanda.

Dengan suku bunga rendah, kebijakan moneter di negara-negara maju dapat kembali dihadapkan dengan masalah batas nol suku bunga jika guncangan pertumbuhan ekonomi yang merugikan terjadi.

IMF juga mengingatkan, melemahnya permintaan di zona euro dan Jepang bisa mendorong potensi pertumbuhan lebih rendah dari perkiraan. Studi ini muncul menjelang perkiraan ekonomi global IMF yang akan dirilis pekan depan.

Di negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi potensial tahunan jatuh hingga 6,5 persen dari 2008-2014, 2 persen lebih rendah dibandingkan sebelum krisis. Potensi pertumbuhan ekonominya diperkirakan merosot lebih jauh menjadi 5,2 persen dalam lima tahun ke depan karena usia penduduk yang semakin tua dan melambatnya produktivitas.

Jatuhnya potensi pertumbuhan ekonomi China bahkan dapat lebih dalam lagi lantaran transisisnya dari negara investasi menjadi negara yang perekonomiannya berbasis konsumsi.

IMF mendorong negara-negara kaya dan maju untuk mendorong permintaan dan investasi termasuk di bidang penelitian, pengembangan dan infrastruktur. Negara-negara berkembang juga harus mendorong belanja infrastruktur, membuat regulasi yang tepat dan meningkatkan kualitas pendidikan. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini