Sukses

Euforia Surplus Neraca Perdagangan Usai, Rupiah Kembali Lesu

Nilai tukar rupiah kembali bergerak ke kisaran 12.900 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah pada perdagangan Jumat (17/4/2015) setelah sehari sebelumnya berhasil menguat ditopang laporan neraca perdagangan yang surplus. Nilai tukar rupiah tampak kembali bergerak ke kisaran 12.900 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (17/4/2015) mencatat nilai tukar rupiah kembali mengalami koreksi setelah menguat ke level 12.838 pada perdagangan sebelumnya. Hari ini, rupiah melemah 25 poin ke level 12.863 per dolar AS.

Sementara data valuta asing Bloomberg, menunjukkan hal serupa di mana rupiah melemah tipis 0,03 persen ke level 12.863 per dolar AS pada perdagangan pukul 9.54 waktu Jakarta. Padahal rupiah sempat dibuka menguat di level 12.846 per dolar AS.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah tampak aktif berfluktuasi di kisaran 12.835 per dolar AS hingga 12.909 per dolar AS.

Euforian surplus neraca perdagangan yang naik melampaui prediksi tampak telah berakhir. Tak pelak, rupiah kembali ke jalur pelemahannya ke kisaran 12.900 per dolar AS.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 surplus sebesar US$ 1,13 miliar pada Rabu (15/4/2015). Pendorongnya, nilai ekspor bulan ketiga lebih tinggi dibanding realisasi impor.

Nilai ekspor sepanjang Maret ini mencapai US$ 13,71 miliar dan kinerja impor di periode yang sama sebesar US$ 12,58 miliar. Sementara kinerja ekspor impor pada Januari-Maret 2015 masing-masing terealisasi US$ 39,13 miliar dan US$ 36,70 miliar.

Surplus neraca perdagangan di bulan ketiga ini lebih rendah dibandingkan pencapaian lima tahun lalu, tepatnya di 2011 sebesar US$ 1,79 miliar. Sedangkan realisasi neraca perdagangan di 2012 terjadi surplus sebesar US$ 925,8 juta, senilai US$ 137 juta pada 2013 dan US$ 168 juta pada tahun lalu.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta menjelaskan, dolar AS yang tengah terpuruk setelah angka klaim asuransi pengangguran AS naik menjadi angin segar bagi pergerekan rupiah pada hari ini. "Ada asumsi dengan klaim asuransi pengangguran yang naik membuat rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika (The Fed) mundur," jelasnya.

Selain itu, pernyataan dari beberapa petinggi The Fed mengenai kenaikkan suku bunga juga menambah tekanan pada mata uang tersebut. Oleh karena itu, Rangga memperkirakan rupiah masih berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini