Sukses

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di 2015

Harga minyak di pasar internasional ditutup naik 3 persen.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia ditutup naik 3 persen pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB) sentuh level tertinggi pada 2015, setelah Arab Saudi dan sekutunya memutuskan melanjutkan serangan ke Yaman. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan pasokan minyak Timur Tengah.

Dilansir dari Reuters, Jumat (24/4/2015), pelemahan dolar AS  juga menopang harga minyak dan komoditas lainnya yang dijual dengan mata uang dolar. Euro naik lebih dari 1 persen terhadap dolar, mendorong kenaikan permintaan minyak dari pemegang mata uang Eropa.

Harga minyak mentah AS ditutup naik US$ 1,58 atau 2,8 persen menjadi US$ 58,02 per barel. Minyak sempat sentuh US$ 58,41, level tertinggi 2.015.

Sementara harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan global menguat US$ 2,12 atau 3,3 persen pada US$ 64,85 per barel. Sesi tinggi yang merupakan puncak 2015 dari US$ 65,58 per barel.

Harga bensin AS pada bulan depan ditutup naik 7 sen atau 4 persen, setelah mencapai intraday tinggi di atas US$ 2 per galon, puncak sejak 26 November.

"Meningkatnya ketegangan geopolitik di Yaman mendorong penguatan harga minyak," kata Gene McGillian, analis senior di Tradition Energy, Stamford, Connecticut.

"Anda juga memiliki asumsi produksi AS akan terus menurun dari penghematan jumlah rig minyak dan biaya eksplorasi. Meski saya tidak terlalu yakin dalam meningkatkan fundamental seperti itu," lanjut dia.

Pesawat-pesawat tempur dari koalisi Saudi menyerang pangkalan militer di Yaman, dua hari setelah Arab Saudi mengumumkan bakal menghentikan serangan.

Harga minyak telah meningkat sebanyak US$ 10 pada bulan ini karena kekhawatiran tentang pasokan Timur Tengah dan tanda-tanda permintaan global yang lebih kuat, terutama untuk bahan bakar otomotif.

Namun sejauh ini, pasokan minyak mentah dunia masih melimpah. Perkiraan terbaru menempatkan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)  hampir 2 juta barel per hari di atas permintaan minyak pada semester pertama.

Data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan stok minyak mentah domestik naik 5,3 juta barel pekan lalu, jauh di atas perkiraan 2,9 juta barel, mencapai rekor 489 juta barel. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini