Sukses

Pengusaha Usul Bangun Kawasan Integrasi di Indonesia Timur

Pembangunan kawasan terintegrasi dinilai bakal dorong ekonomi di Indonesia bagian timur.

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia menyayangkan pembangunan yang belum merata di seluruh wilayah tanah air. Hal itu terlihat dari pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri di Indonesia bagian timur yang tidak merata.

Ketua Bidang Investasi, Banking, Finance dan Pengembangan Usaha Kadin Indonesia Wilayah Timur, Reza V Maspaitella mengatakan, sampai saat ini pembangunan wilayah tersebut belum maksimal. Selain itu pembangunan kawasan perekonomian belum terintegrasi. Padahal, lanjut dia, pembangunan kawasan terintegrasi mendorong perekonomian di Indonesia bagian timur.

"Maka itu kita akan bangun kawasan terpadu bukan KEK atau pun kawasan industri. Artinya bukan mengenai luasannya, tetapi kita akan membangun suatu pembangunan hulu-hilir dimana seluruh industri ada di sana," kata dia di Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Dia menuturkan, kawasan terpadu merupakan sinkronisasi antara industri hulu dan hilir. Dengan adanya kawasan terpadu juga akan memudahkan untuk memperbesar investasi.

"Kawasan terpadu perikanan, di sana sudah ada pelabuhan Nusantara dimana ada beberapa cold storage atau disebut fasilitas penyimpanan di Ambon. Kita akan akselerasi percepatan dengan mengembangkan kawasan ini menjadi lebih luas dan akan bawa masuk investor untuk industri pengalengan perikanan, untuk cold storage dan sebagainya," ujar Reza.

Namun tak berhenti di situ, peran pemerintah pusat dan daerah diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, perlunya menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai wujud pengembangan SDM tersebut.
Sayang, BLK yang ada masih minim. Contohnya di  Maluku  belum memiliki BLK.

"Aspek keterpaduan SDM itu sangat diperlukan, karena ketika selesai mereka langsung bisa diterjunkan diterjunkan di perusahaan dan restoran yang membutuhkan di sana," kata Reza. (Amd/Ahm)








* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini