Sukses

Top 5 Bisnis: Akhir Drama Proyek Kereta Cepat

Presiden Jokowi menolak proposal tandingan China dan Jepang untuk membangun megaproyek tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menunggu cukup lama, siapa pemenang tender proyek kereta cepat (High Speed Railways/HSR) rute Jakarta-Bandung akhirnya terjawab. Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah menolak proposal tandingan China dan Jepang untuk pembangunan megaproyek tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution usai Rakor Deregulasi menjelaskan secara detail mengenai hasil pembahasan antara Tim Penilai dengan Presiden Jokowi perihal kereta cepat.

Dia menegaskan keputusan Jokowi pertama adalah pembangunan kereta cepat tidak boleh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) langsung maupun tidak langsung. Baik dalam bentuk dana maupun suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), serta penjaminan dari pemerintah.

Kedua, Darmin menuturkan, jarak Jakarta-Bandung sekira 150 Kilometer (km) membutuhkan 5 stasiun sampai 8 stasiun. Walau Shinkansen melesat dengan kecepatan 300 Km per jam, diakuinya, tidak akan pernah bisa mencapai kecepatan maksimum itu karena perlu waktu tempuh 14 menit.

Jadi disimpulkan Darmin, kereta belum sampai kecepatan penuh sudah mulai harus direm, sehingga kecepatan paling mentok 200 Km-250 Km per jam.

"Keputusan Presiden adalah kalau begitu jangan kereta cepat. Cukup kereta kecepatan menengah yang melesat dengan kecepatan 200 Km-250 Km per jam," terang Darmin.

Informasi seputar kereta cepat menjadi berita yang paling menarik pembaca. Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi Jumat 4 September 2015.

1. RI Jadi Bangun Kereta Cepat‎, Tapi Rute Jakarta-Surabaya

Presiden RI Joko Widodo menolak proposal proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang diajukan Jepang dan China. Untuk rute tersebut, Presiden lebih memilih untuk membangun kereta dengan kecepatan sedang dengan kecepatan 200-250 kilometer (km) per jam dibanding membangun kereta cepat‎ yang mencapai kecepatan di atas 300 km per jam.

Dalam poin pernyataan Presiden Jokowi yang diterima Liputan6.com, Jokowi tetap akan mengembangkan kereta cepat namun tidak untuk rute Jakarta-Bandung. "Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan pengembangan High Speed Train (HST) Jakarta-Surabaya," kata Jokowi, Jumat (4/9/2015).

Dalam pernyataan tersebut, selain sedang mempersiapkan pengembangan HST Jakarta-Surabaya, pemerintah juga sedang mengembangkan jaringan kereta api luar Jawa.

2. Mau Sukses? Contek 5 Kebiasaan Ini

Apakah Anda ingin menjadi lebih sukses dari sebelumnya? Tahukah Anda bahwa banyak pengusaha sukses yang ternyata memiliki kebiasaan yang sama dalam diri mereka.

Simak, 5 kebiasaan dari orang-orang sukses yang dapat Anda contoh, klik di sini!

3. Ini Komentar Duta Besar China Soal Batalnya Proyek Kereta Cepat

Setelah ‎Duta Besar (Dubes) Jepang Yasuaki Tanizaki, kini giliran Dubes China untuk Indonesia Xie Feng menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Pertemuan tersebut untuk membicarakan keputusan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membatalkan proyek kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung.

Sebelumnya, Dubes Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintah Indonesia. Kekecewaan tersebut dilontarkan Tanizaki saat menemui Darmin Nasution.

4. Daftar Produsen Minyak Terbesar di RI pada 2016

Komisi VII DPR dan kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat lifting minyak dan gas bumi 1,985 juta setara minyak per hari (boepd).

Target lifting migas tersebut yang akan tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 terdiri dari target lifting minyak 830 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 1,155 juta BOEPD dengan total 1,985 juta BOEPD.

Seperti yang dikutip dari data Kementerian ESDM, berikut daftar 10 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang memproduksi minyak terbesar di Indonesia pada 2016.

5. Ikuti 5 Langkah Ini Agar Cepat Dapat Kerja

Anda pasti pernah merasakan betapa sulitnya melakukan pencarian pekerjaan saat ini, bukan?. Kondisi perekonomian yang semakin sulit dan tingginya tingkat persaingan sesama pencari kerja mengharuskan kita untuk lebih kreatif dan jeli melihat potensi yang ada.

Banyak orang menunggu begitu lama untuk dapat menemukan pekerjan yang mereka inginkan. Jika posisi Anda sekarang sangat bertentangan dengan apa yang Anda ingin lakukan, kegelisahan pasti dapat timbul kapan saja.

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk dapat mendapatkan pekerjaan impian Anda dengan cepat.(Ndw/Igw)



Top 5 Bisnis: Drama Proyek Kereta Cepat



RI Jadi Bangun Kereta Cepat‎, Tapi Rute Jakarta-Surabaya

Presiden RI Joko Widodo menolak proposal proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang diajukan Jepang dan China. Untuk rute tersebut, Presiden lebih memilih untuk membangun kereta dengan kecepatan sedang dengan kecepatan 200-250 kilometer (km) per jam dibanding membangun kereta cepat‎ yang mencapai kecepatan di atas 300 km per jam.

Dalam poin pernyataan Presiden Jokowi yang diterima Liputan6.com, Jokowi tetap akan mengembangkan kereta cepat namun tidak untuk rute Jakarta-Bandung. "Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan pengembangan High Speed Train (HST) Jakarta-Surabaya," kata Jokowi, Jumat (4/9/2015).

Dalam pernyataan tersebut, selain sedang mempersiapkan pengembangan HST Jakarta-Surabaya, pemerintah juga sedang mengembangkan jaringan kereta api luar Jawa.

Jokowi juga kembali menegaskan, dalam pembangunan kereta cepat atau kereta sedang tersebut pemerintah tidak menyediakan anggaran dalam bentuk apapun, termasuk berupa garansi proyek.

"Pembangunan tidak akan menggunakan APBN, baik langsung maupun tidak langsung. Pemerintah tidak akan menyediakan dana jaminan, dalam bentuk apapun. Kerja sama pembangunan dalam bentuk B2B," jelasnya.

Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, jarak Jakarta-Bandung sekira 150 Kilometer (Km) membutuhkan 5 stasiun sampai 8 stasiun. Walau Shinkansen melesat dengan kecepatan 300 Km per jam, diakuinya, tidak akan pernah bisa mencapai kecepatan maksimum itu karena perlu waktu tempuh 14 menit.

Jadi disimpulkan Darmin, kereta belum sampai kecepatan penuh sudah mulai harus direm, sehingga kecepatan paling mentok 200 km-250 km per jam.

"Keputusan Presiden adalah kalau begitu jangan kereta cepat. Cukup kereta kecepatan menengah yang melesat dengan kecepatan 200 km-250 km per jam," terang Darmin.

Dengan kereta berkecepatan sedang, sambung dia, jarak tempuh hanya akan melambat 10 menit sampai 11 menit dari kereta cepat. Namun biaya investasinya bisa 30 persen-40 persen lebih murah dibanding membangun kereta Shinkansen.

Darmin mengatakan, hasil penilaian dari konsultan independen, Boston Consulting Group (BCG) disebutkan kedua proposal China dan Jepang sama-sama tidak merinci banyak hal soal kereta cepat, seperti standar pemeliharaan, standar pelayanan dan lainnya.

"Jadi Indonesia perlu merumuskan kereta api seperti apa yang diperlukan, misalnya di mana stasiun yang akan dibangun, di mana bersimpangan dengan kereta lain, ya mungkin berbatasan dengan kereta api ringan supaya jadi lebih optimum kegunaannya," tutur dia.

China dan Jepang, tambahnya, perlu memikirkan pengembangan wilayah paska stasiun terbangun yang akan berpotensi meningkatkan pertumbuhan pembangunan properti secara massal. "Semua itu harus dituang dalam kerangka kerja acuan. Jadi Presiden bentuk tim untuk menyusun kerangka acuan. Setelah itu, Jepang dan China dipersilakan menyusun proposal baru," terang dia. (Yas/Gdn)


Top 5 Bisnis:

RI Jadi Bangun Kereta Cepat‎, Tapi Rute Jakarta-Surabaya

Presiden RI Joko Widodo menolak proposal proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang diajukan Jepang dan China. Untuk rute tersebut, Presiden lebih memilih untuk membangun kereta dengan kecepatan sedang dengan kecepatan 200-250 kilometer (km) per jam dibanding membangun kereta cepat‎ yang mencapai kecepatan di atas 300 km per jam.

Dalam poin pernyataan Presiden Jokowi yang diterima Liputan6.com, Jokowi tetap akan mengembangkan kereta cepat namun tidak untuk rute Jakarta-Bandung. "Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan pengembangan High Speed Train (HST) Jakarta-Surabaya," kata Jokowi, Jumat (4/9/2015).

Dalam pernyataan tersebut, selain sedang mempersiapkan pengembangan HST Jakarta-Surabaya, pemerintah juga sedang mengembangkan jaringan kereta api luar Jawa.

Jokowi juga kembali menegaskan, dalam pembangunan kereta cepat atau kereta sedang tersebut pemerintah tidak menyediakan anggaran dalam bentuk apapun, termasuk berupa garansi proyek.

"Pembangunan tidak akan menggunakan APBN, baik langsung maupun tidak langsung. Pemerintah tidak akan menyediakan dana jaminan, dalam bentuk apapun. Kerja sama pembangunan dalam bentuk B2B," jelasnya.

Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, jarak Jakarta-Bandung sekira 150 Kilometer (Km) membutuhkan 5 stasiun sampai 8 stasiun. Walau Shinkansen melesat dengan kecepatan 300 Km per jam, diakuinya, tidak akan pernah bisa mencapai kecepatan maksimum itu karena perlu waktu tempuh 14 menit.

Jadi disimpulkan Darmin, kereta belum sampai kecepatan penuh sudah mulai harus direm, sehingga kecepatan paling mentok 200 km-250 km per jam.

"Keputusan Presiden adalah kalau begitu jangan kereta cepat. Cukup kereta kecepatan menengah yang melesat dengan kecepatan 200 km-250 km per jam," terang Darmin.

Dengan kereta berkecepatan sedang, sambung dia, jarak tempuh hanya akan melambat 10 menit sampai 11 menit dari kereta cepat. Namun biaya investasinya bisa 30 persen-40 persen lebih murah dibanding membangun kereta Shinkansen.

Darmin mengatakan, hasil penilaian dari konsultan independen, Boston Consulting Group (BCG) disebutkan kedua proposal China dan Jepang sama-sama tidak merinci banyak hal soal kereta cepat, seperti standar pemeliharaan, standar pelayanan dan lainnya.

"Jadi Indonesia perlu merumuskan kereta api seperti apa yang diperlukan, misalnya di mana stasiun yang akan dibangun, di mana bersimpangan dengan kereta lain, ya mungkin berbatasan dengan kereta api ringan supaya jadi lebih optimum kegunaannya," tutur dia.

China dan Jepang, tambahnya, perlu memikirkan pengembangan wilayah paska stasiun terbangun yang akan berpotensi meningkatkan pertumbuhan pembangunan properti secara massal. "Semua itu harus dituang dalam kerangka kerja acuan. Jadi Presiden bentuk tim untuk menyusun kerangka acuan. Setelah itu, Jepang dan China dipersilakan menyusun proposal baru," terang dia. (Yas/Gdn)


Mau Sukses? Contek 5 Kebiasaan Ini

Apakah Anda ingin menjadi lebih sukses dari sebelumnya? Tahukah Anda bahwa banyak pengusaha sukses yang ternyata memiliki kebiasaan yang sama dalam diri mereka.

Inilah 5 kebiasaan dari orang-orang sukses yang dapat Anda contoh seperti yang dilansir dari laman Lifehacks.org, Kamis (3/9/2015):

1. Terbiasa bangun lebih pagi

Penulis Laura Vanderkam, yang terus menerus mempelajari akan jadwal dari beberapa orang sukses mengungkapkan bahwa mereka ternyata memiliki satu kebiasaan yang sama. Mereka terbiasa untuk bangun lebih pagi dibandingkan yang lain.

Bangun lebih pagi ternyata memiliki segudang manfaat. Anda memiliki kesempatan untuk bisa hadir sebelum Anda dihantui oleh berbagai macam pekerjaan yang harus Anda selesaikan. Hal ini dapat membangun mood Anda menjadi lebih baik.

Hal pertama yang dapat Anda lakukan agar dapat menyesuaikan jadwal sehingga mampu bangun lebih pagi adalah memindahkan semua pekerjaan yang seharusnya Anda selesaikan pada malam hari dan mengerjakannya pada pagi hari. Hal ini akan membantu Anda untuk dapat lebih produktif.

2. Tidak panik ketika beberapa hal berjalan tidak sesuai rencana

Sebagian orang merasa cemas dan stress ketika apa yang mereka harapkan tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan, namun nyatanya hal-hal seperti ini pasti saja akan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Orang-orang sukses mengerti bahwa mereka tidak dapat mengontrol semuanya, sehingga dapat mengantisipasi kesalahan yang muncul.

Mampu menghadapi permasalahan merupakan bagian besar dari kesuksesan seorang pengusaha. Coba bayangkan kesalahan apa saja yang dapat muncul, dan Anda dapat menghadapi hal tersebut serasional dan seefektif mungkin.

Kerja keras

3. Bekerja bahkan disaat mereka tidak harus melakukannya

Di saat pagi, malam bahkan akhir pekan di mana sebagian orang tidak memilih untuk tidak bekerja, orang-orang sukses ini justru memilih untuk terus bekerja ketika inspirasi menghampiri mereka.

4.  Kerjakan tugas yang penting terlebih dahulu

Sebagian besar orang memilih untuk melakukan pekerjaan yang sederhana terlebih dahulu sesaat mereka sampai di kantor. Namun nyatanya, otak kita ternyata memiliki kemampuan paling produktif ketika di awal hari.

Jadi, hal ini merupakan waktu yang paling tepat untuk mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas yang tinggi.

Jika anda tidak memiliki kesempatan untuk bekerja pada tugas-tugas yang pneting terlebih dahulu, maka Anda justru harus membawa pekerjaan tersebut ke rumah atau datang ke kantor lebih pagi dari biasanya.

5. Mengumpulkan jadwal pada satu tempat

Orang-orang biasanya memilih untuk membuat semua jadwal mereka di beberapa tempt yang berbeda, seperti handphone, komputer ataupun agenda pribadi. Daripada melakukan hal ini, Anda dapat mencoba untuk mengumpulkan semuannya dalam satu tempat.

Selain dapat lebih mudah ditemukan, menyimpan semua jadwal dalam satu tempat juga akan membuat Anda untuk lebih mengerti tentang pekerjaan yang seharusnya Anda lakukan. (Vna/Ndw)

Ini Komentar Duta Besar China Soal Batalnya Proyek Kereta Cepat

Setelah ‎Duta Besar (Dubes) Jepang Yasuaki Tanizaki, kini giliran Dubes China untuk Indonesia Xie Feng menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Pertemuan tersebut untuk membicarakan keputusan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membatalkan proyek kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung.

Dari pantauan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (4/9/2015), Xie Feng mendatangi kantor Kemenko Bidang Perekonomian pada pukul 18.30 WIB. Setelah bicara empat mata dengan Darmin selama satu setengah jam, Feng keluar dari ruangan Menko Perekonomian lantai 4 sekira pukul 20.00 WIB.

Saat diberondong pertanyaan oleh wartawan soal hasil pertemuan dengan Darmin, Feng hanya menebar senyum. Dengan langkah cepatnya, dia sempat mengeluarkan satu kalimat dalam bahasa Inggris yang diartikan enggan memberikan komentar.

"No more talk, thanks," kata dia sambil meninggalkan lobi Gedung Kemenko Bidang Perekonomian‎.

Sebelumnya, Dubes Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintah Indonesia. Kekecewaan tersebut dilontarkan Tanizaki saat menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/9/2015) siang.

"Saya telah menyatakan penyesalan saya karena dua alasan. Tapi keputusan ini sudah dibuat pemerintah Indonesia dan kami menghormatinya karena ini bukan keputusan yang mudah. Saya akan langsung menyampaikan ke Tokyo," terang dia.

Kekecewaan Jepang, disebutkan Tanizaki, karena alasan pertama, pemerintah Jepang telah menggelontorkan dana cukup besar untuk menggarap studi kelayakan (feasibilty study/FS) kereta cepat. Kedua, Jepang menawarkan teknologi terbaik, termasuk keamanan untuk proyek ini.

"Karena menghabiskan uang untuk feasibilty study, tapi tentu saja terserah kepada pemerintah Indonesia walaupun sebenarnya kami lebih senang kalau mengerjakan kereta cepat dan bisa dirasakan orang Indonesia," jelas Tanizaki.

Menurutnya, Jepang menggarap studi kelayakan kereta cepat Jakarta-Bandung selama tiga tahun. Bahkan proyek ini melibatkan pakar teknologi Jepang yang bermitra dengan Indonesia.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak proposal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang diajukan oleh China dan Jepang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution usai Rakor Deregulasi menjelaskan secara detail mengenai hasil pembahasan antara Tim Penilai dengan Presiden Jokowi perihal kereta cepat yang disampaikan Kamis siang 3 September 2015.

Dia menegaskan keputusan Jokowi pertama adalah pembangunan kereta cepat tidak boleh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) langsung maupun tidak langsung. Baik dalam bentuk dana maupun suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), serta penjaminan dari pemerintah.

Darmin menuturkan, jarak Jakarta-Bandung sekira 150 Kilometer (Km) membutuhkan 5 stasiun sampai 8 stasiun. Walau Shinkansen melesat dengan kecepatan 300 Km per jam, diakuinya, tidak akan pernah bisa mencapai kecepatan maksimum itu karena perlu waktu tempuh 14 menit.

Jadi disimpulkan Darmin, kereta belum sampai kecepatan penuh sudah mulai harus direm, sehingga kecepatan paling mentok 200 Km-250 Km per jam.

"Keputusan Presiden adalah kalau begitu jangan kereta cepat. Cukup kereta kecepatan menengah yang melesat dengan kecepatan 200 Km-250 Km per jam," terang Darmin.

Dengan kereta berkecepatan sedang, sambung dia, jarak tempuh hanya akan melambat 10 menit sampai 11 menit dari kereta cepat. Namun biaya investasinya bisa 30 persen-40 persen lebih murah dibanding membangun kereta Shinkansen. (Fik/Gdn)



Setelah menunggu cukup lama, siapa pemenang tender proyek kereta cepat (High Speed Railways/HSR) rute Jakarta-Bandung akhirnya terjawab. Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah menolak proposal tandingan China dan Jepang untuk pembangunan megaproyek tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution usai Rakor Deregulasi menjelaskan secara detail mengenai hasil pembahasan antara Tim Penilai dengan Presiden Jokowi perihal kereta cepat yang disampaikan Kamis siang 3 September 2015.

Dia menegaskan keputusan Jokowi pertama adalah pembangunan kereta cepat tidak boleh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) langsung maupun tidak langsung. Baik dalam bentuk dana maupun suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), serta penjaminan dari pemerintah.

Kedua, Darmin menuturkan, jarak Jakarta-Bandung sekira 150 Kilometer (Km) membutuhkan 5 stasiun sampai 8 stasiun. Walau Shinkansen melesat dengan kecepatan 300 Km per jam, diakuinya, tidak akan pernah bisa mencapai kecepatan maksimum itu karena perlu waktu tempuh 14 menit.

Jadi disimpulkan Darmin, kereta belum sampai kecepatan penuh sudah mulai harus direm, sehingga kecepatan paling mentok 200 Km-250 Km per jam.

"Keputusan Presiden adalah kalau begitu jangan kereta cepat. Cukup kereta kecepatan menengah yang melesat dengan kecepatan 200 Km-250 Km per jam," terang Darmin.

Dengan kereta berkecepatan sedang, sambung dia, jarak tempuh hanya akan melambat 10 menit sampai 11 menit dari kereta cepat. Namun biaya investasinya bisa 30 persen-40 persen lebih murah dibanding membangun kereta Shinkansen.

Darmin mengatakan, hasil penilaian dari konsultan independen, Boston Consulting Group (BCG) disebutkan kedua proposal China dan Jepang sama-sama tidak merinci banyak hal soal kereta cepat, seperti standar pemeliharaan, standar pelayanan dan lainnya.

"Jadi Indonesia perlu merumuskan kereta api seperti apa yang diperlukan, misalnya di mana stasiun yang akan dibangun, di mana bersimpangan dengan kereta lain, ya mungkin berbatasan dengan kereta api ringan supaya jadi lebih optimum kegunaannya," tutur dia.

China dan Jepang, tambahnya, perlu memikirkan pengembangan wilayah paska stasiun terbangun yang akan berpotensi meningkatkan pertumbuhan pembangunan properti secara massal. "Semua itu harus dituang dalam kerangka kerja acuan. Jadi Presiden bentuk tim untuk menyusun kerangka acuan. Setelah itu, Jepang dan China dipersilakan menyusun proposal baru," terang dia.

Darmin tak menampik dengan pertanyaan penolakan dua proposal China dan Jepang untuk proyek kereta cepat Jokowi. Dia hanya mengingatkan agar proposal anyar dari kedua negara tersebut didesain sesuai kerangka acuan dan sudah dirumuskan.

"Ya bisa dua-duanya (ditolak). Kalau masuk dua, maka keduanya dievaluasi siapa bidder unggulan. Tapi yang satu lagi mundur. Semua ini dirancang dalam skema B to B, jadi bagaimana rancangannya, Kementerian BUMN yang akan mengambil peranan utama," kata dia.

Setelah ada penawaran unggulan, Darmin menuturkan, Tim kerangka acuan akan berunding dengan bidder unggulan sehingga bisa dicapai kesepakatan harga efisien dan kualitas terbaik. "Kalau gagal mencapai kesepakatan bisa pindah ke yang satu lagi. Ini yang akan diperdalam," ucap dia.

Lanjut Darmin, pemerintah akan kembali membicarakan mengenai hal tersebut kepada Duta Besar (Dubes) China dan Dubes Jepang. "Kita akan bicara dengan mereka, tapi saya belum dapat janjiannya." pungkas dia. (Fik/Ahm)Begini Akhir Drama Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung



Ini 10 Produsen Minyak Terbesar di RI pada 2016


Komisi VII DPR dan kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat lifting minyak dan gas bumi 1,985 juta setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD).

Target lifting migas tersebut yang akan tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 terdiri dari target lifting minyak 830 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 1,155 juta BOEPD dengan total 1,985 juta BOEPD.

Seperti yang dikutip dari data Kementerian ESDM, di Jakarta, Jumat (4/9/2015) berikut daftar 10 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang memproduksi minyak terbesar di Indonesia pada 2016:

1. Chevrone Pacific Indonesia, dengan produksi minyak sebesar 247,9 ribu bph

2. Mobil Cepu, dengan produksi minyak sebesar 161,1 ribu bph.

3. PT Pertamina EP, dengan produksi minyak sebesar 104,4 ribu bph.

4. Total E&P Indonesie, dengan produksi minyak sebesar 55,7 ribu bph.

5. Pertamina Hulu, Energi Offshore North West Java (ONWJ) dengan produksi minyak sebesar 40,5 ribu bph.

6.CONOOC SES LTD, dengan produksi minyak sebesar 30,8 ribu bph.

7. PC. Ketapang II LTD, dengan produksi minyak sebesar 19,1 ribu bph.

8. Chevron Indonesia Company, dengan produksi minyak sebesar 17,6 ribu bph.

9. Chonoco Philips Indonesia INC. LTD, dengan produksi minyak sebesar 17,0 ribu bph.

10. Petrochina International Jabung LTD, dengan produksi minyak sebesar 17,0 ribu bph.

(Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.