Sukses

Harga Emas Kembali Dekati Level Terendah dalam 6 Tahun

Harga emas diperkirakan masih tertekan seiring spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember.

Liputan6.com, Singapura - Harga emas masih berada di level terendah selama 6 tahun pada perdagangan Senin pekan ini. Tekanan terhadap harga emas itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan pernyataan pejabat bank sentral AS yang akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015.

Di pasar spot, Senin (23/11/2015), harga emas turun 0,3 persen ke level US$ 1.074,91 per ounce pada Senin pagi ini. Pernyataan pejabat bank sentral AS membuat spekulasi kalau kenaikan suku bunga bank sentral AS tetap dilakukan pada Desember 2015, maka akan mempengaruhi harga emas.

Pimpinan bank sentral AS San Francisco John Williams menuturkan ada "kasus kuat" yang mendorong suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015. Hal itu dilakukan selama data ekonomi AS tidak mengecewakan.

Pimpinan bank sentral New York William Dudley menuturkan bank sentral AS perlu segera menaikkan suku bunga seiring kepercayaan pasar membaik. Apalagi data ekonomi AS juga mendukung, mulai dari data tenaga kerja stabil dan inflasi yang akan naik.

Dengan sentimen tersebut membuat dolar AS mendekati level tertinggi terhadap enam mata uang lainnya di awal pekan ini. Penguatan dolar AS itu membebani harga emas.

Mengutip riset www.fortisasiafutures.com, harga emas turun di awal sesi perdagangan Asia setelah serangkaian data regional yang minim serta investor masih berfokus pada kemungkinan bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Desember 2015.

Harga emas saat ini terpantau bergerak datar, tetapi cenderung turun. Stochastic masih berada di area jenuh jual. Resistance dan support berada di harga US$ 1.082-1.062,50.

"Jika harga emas hari ini masih bergulir di bawah US$ 1.073,20-1.077,10, emas masih cenderung melemah dengan target US$ 1.064,40-1.060," demikian mengutip Fortis.

Pelaku pasar akan fokus pada data ekonomi AS yang akan menjadi indikasi lebih lanjut pada kesehatan ekonomi AS. Rilis dari pertemuan bank sentral AS pada Oktober menunjukkan bahwa sebagian besar anggota Komite Federal Open Market Committee (FOMC) percaya kenaikan suku bunga pada Desember sesuai jadwal. (Ahm/Igw)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini