Sukses

Buruh Tolak Kenaikan Tarif Listrik

Buruh menilai penurunan tarif listrik yang tertuang pada paket kebijakan ekonomi jilid 3 ‎tidak adil.

Liputan6.com, Jakarta - Serikat Buruh menilai pemerintah tidak adil terhadap rakyat terkait pencabutan subsidi tarif listrik yang membuat tarifnya naik.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, menegaskan penolakan buruh terkait pencabutan subsidi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) karena mengakibatkan ‎harga kebutuhan pokok melambung.

‎"Pertama kita menolak kenaikan tdl (tarif dasar listrik), kita menolak subsidi dicabut," kata Said, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (4/12/2015).

‎Said memandang, penurunan tarif listrik yang tertuang pada paket kebijakan ekonomi jilid 3 ‎tidak adil, karena yang mengalami penurunan tarif merupakan golongan industri. Seharusnya penurunan tarif listrik juga berlaku bagi golongan rumah tangga.

"Kita setuju tarif listrik pabrik turun tapi secara bersamaan harga listrik untuk masyarakat diturunk‎an," tegas dia.

Pemerintah juga perlu mendorong konsumsi sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan daya beli melalui kenaikan upah layak dan subsidi. Sedangkan pencabutan subsidi justru akan menurunkan daya beli masyarakat.

‎"Kebijakan pertumbuhan ekonomi  Jokowi-JK orientasi invetasi bukan konsumsi, daya beli naik upah layak, sekarang upah murah tidak pro rakyat dan buruh.  Subsidi harga melambung, sewa rumah naik, karena dia tidak pro konsumsi, daya bel‎i,"pungkasnya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini