Sukses

Ini Faktor yang Bikin Rupiah Sempat Sentuh 14 Ribu per Dolar AS

BI menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan membaik seiring data ekonomi juga kembali positif.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pengumuman kenaikan tingkat suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah semakin terperosok ke level nyaris 14.000 per dolar AS. Pergerakan kurs rupiah saat ini didorong oleh berbagai faktor eksternal.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan rupiah tertekan karena berbagai faktor eksternal, seperti perlambatan ekonomi China, spekulasi devaluasi mata uang China yuan, kebijakan Bank Sentral Eropa yang tidak sesuai ekspektasi pasar dan paling penting kenaikan suku bunga AS.

"The Fed berpeluang besar menaikkan suku bunga 25 basis poin dalam pertemuan yang akan datang. Kondisi ini yang memberi tekanan ke rupiah. Jadi ketidakpastian global masih menjadi faktor negatif untuk ekonomi Indonesia dan rupiah," jelas Perry saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/11/2015).

Perry menuturkan, pelemahan mata uang akibat kondisi eksternal bukan hanya menghantam rupiah, tapi juga kurs mata uang negara berkembang lainnya.

Ia menyebut, rupiah telah terdepresiasi 9 persen, namun lebih rendah dibanding pelemahan kurs mata uang negara lain.  "Kurs rupiah adalah sesuatu yang tidak menentu. Tapi ada banyak faktor positif yang masih akan membuat perkembangan baik terhadap rupiah ke depan," ucap dia.

Optimistis ini, kata Perry, ditopang data-data makro ekonomi Indonesia yang semakin membaik, seperti inflasi rendah sekitar 3 persen di tahun ini, perbaikan defisit transaksi berjalan sekitar 2 persen dari PDB, pertumbuhan ekonomi terkerek naik di kuartal IV 2015 seiring dipacunya belanja pemerintah, belanja modal dan proses lelang proyek yang lebih awal.

"Faktor positif ini akan memberi stimulus ke pertumbuhan dan kekuatan kepada rupiah. Saya tidak ingin mengatakan perkembangan rupiah akan tertekan terus, karena saya percaya ada faktor positif yang akan mendukung stabilitas kurs," tegas dia.

Terkait dengan koordinasi antara pemerintah dan BI, Perry memastikan, komunikasi otoritas moneter dan fiskal termasuk dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan selama ini berjalan dengan baik. BI akan terus memantau dan stabilisasi pergerakan kurs rupiah.

"Koordinasi antara BI dan pemerintah baik, komunikasi OJK dan LPS juga erat. BI akan terus melakukan pemantauan dan langkah-langkah stabilisasi," kata Perry.

Berdasarkan data Bloomberg hari ini, kurs rupiah terkontraksi hingga menyentuh level 13.965 per dolar AS. Sedangkan posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level 13.937 per dolar AS.(Fik/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini