Sukses

183 Investor Jepang Jajaki Investasi di Indonesia

Kegiatan tersebut merupakan hasil bekerjasama dengan KBRI Tokyo, ASEAN Japan Center dan Kadin Jepang tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 183 investor Jepang menghadiri kegiatan Seminar on Investing in Indonesia’s Industrial Sectors: opportunities for Japanese SMEs yang dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, kemarin. Kegiatan tersebut merupakan hasil bekerjasama dengan KBRI Tokyo, ASEAN Japan Center dan Kadin Jepang tersebut.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa jumlah investor yang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan tersebut menunjukkan bahwa antusiasme investor Jepang dalam melakukan investasi ke RI masih tetap tinggi.

“Jepang merupakan mitra yang sangat strategis bagi Indonesia. Jepang adalah tujuan pertama kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo pada bulan Maret yang lalu. Jepang jugalah yang menjadi tujuan dari empat kegiatan promosi investasi BKPM sepanjang tahun 2015 ini,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada pers, Sabtu (12/12/2015).

Menurut Franky, kegiatan promosi yang dilakukan di Jepang merupakan salah satu wujud komitmen untuk mempererat kerjasama antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang investasi. “Minat investasi yang muncul dalam kegiatan tersebut cukup beragam di antaranya sektor maritim, sektor manufaktur dan industri padat karya,” jelasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, Executive Director Kadin Jepang Takashi Kugai, perwakilan Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, Deputy Director JETRO Hideki Fujie dan perwakilan SMBC Masaya Hiramaya.

Dalam kesempatan tersebut, Franky menyampaikan beberapa hal positif yang dicapai oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Selama satu tahun pemerintahan, perbaikan dalam perizinan investasi telah dilakukan mulai dengan peluncuran PTSP hingga layanan izin investasi 3 jam yang mendapatkan 8 produk perizinan plus 1 surat booking tanah.

Selain itu, Franky juga menyampaikan mengenai beberapa beberapa informasi positif mengenai Indonesia di antaranya hasil survei AC Nielsen yang mengestimasi bahwa kelas menengah di Indonesia akan bertumbuh sebesar 174% pada periode 2012-2020. “Hal ini berarti Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk berbagai jenis produk dan jasa berkualitas baik,” sebutnya.

Kemudian Dependency index Indonesia diperkirakan akan mencapai titik terendah pada periode 2020-2030. Pada periode tersebut, lebih dari 60 persen populasi akan berada pada usia produktif.

“Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu sumber tenaga kerja terbesar, selain itu kualitas tenaga kerja Indonesia juga terus meningkat,” imbuhnya.

Franky menambahkan bahwa kunjungan tersebut dimanfaatkan untuk menindaklanjuti minat yang berhasil oleh tim Marketing Officer BKPM. Minat investasi tersebut terdiri dari sektor padat karya mencapai US$ 2,05 miliar, sektor infrastruktur US$ 700 juta dan sektor pariwisata dan kawasan US$ 650 juta.

Dari data BKPM periode 22 Oktober 2014 hingga 4 Desember 2015 tercatat minat investasi Jepang tercatat US$ 11,4 miliar (setara dengan Rp 153,9 triliun dengan kurs Rp 13.500) dan komitmen investasi ditandai dengan perusahaan Jepang yang telah mendapatkan izin prinsip mencapai US$ 5,7 miliar (Rp 76,9 triliun).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.