Liputan6.com, Chicago - Harga emas melemah di awal pekan ini, dan gagal untuk menetapkan harga di level US$ 1.100 per ounce.
Harga emas untuk pengiriman Februari melemah US$ 1,7 atau hampir 2 persen ke level US$ 1.096,20 per ounce setelah sempat di level tertinggi US$ 1.108,30. Harga emas menempatkan keuntungan 3,6 persen pada pekan lalu, dan mencatatkan keuntungan terbaik sejak 21 Agustus 2015.
Baca Juga
Sementara itu, harga perak untuk Maret 2016 turun 5,2 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 13.866 per ounce.
Advertisement
"Harga logam mungkin sudah jenuh jual. Meskipun begitu, saya pikir risiko pertumbuhan ekonomi global dan volatilitas bursa saham masih terus berlanjut sehingga mempengaruhi laju harga emas," tutur Peter Grant, analis USAGOLD, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (12/1/2016).
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Riset BullionVault, Adrian Ash menuturkan, tahun baru merupakan waktu terbaik untuk emas. "Lebih dari 10 tahun sejak 2006, Januari menjadi bulan terbaik untuk emas. Rata-rata harga naik 4,7 persen," kata Ash.
Ia menambahkan, walau harga emas menguat atau mengecewakan pada Januari itu juga tergantung dari harga aset lainnya.
Sebelumnya bursa saham China melanjutkan pelemahan mempengaruhi bursa saham global. Harga emas masih positif, tapi bursa saham AS cenderung bervariasi.
Harga emas mencatatkan penguatan pada pekan lalu di tengah tekanan di Timur Tengah antara Iran dan Arab Saudi. Ditambah klaim percobaan nuklir oleh Korea Utara. Hal itu membuat emas menjadi aset pilihan investasi aman. (Ahm/Igw)*
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.