Sukses

Bulog Jamin Teror Sarinah Tak Ganggu Distribusi dan Harga Beras

Stok beras dipastikan aman sampai dengan Maret 2016 dengan posisi 1,3 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog ikut angkat bicara mengenai peristiwa ledakan bom di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjanjikan kelancaran distribusi beras dengan harga terkendali.

"Jangan sampai harga beras naik. Kasihan negara ini. Saya berharap tidak ada perubahan signifikan karena distribusi beras aman-aman saja," ucap Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti usai Rakor Pangan di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Kata Djarot, sejak awal Januari sampai sekarang ini, harga beras relatif stagnan atau tetap. Kenaikan yang terjadi di tahun lalu, lanjutnya, berhenti. Kondisi tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Kenaikan harganya dari awal Januari hingga saat ini relatif stagnan. Dulu-dulu kan naik, saya berusaha menahan berhenti terus," tuturnya.

Djarot mengaku, kondisi harga perberasan di dunia bergerak naik turun seiring dinamika yang terjadi. Persaiangan harga antar produsen beras cukup ketat. "Vietnam misalnya, bulan lalu harganya paling rendah. Tapi sekarang sudah lebih tinggi dari Thailand. Ini karena dinamika," terangnya.

Lebih jauh dijelaskannya, stok beras dipastikan aman sampai dengan Maret 2016 dengan posisi 1,3 juta ton. Stok beras ini sanggung memenuhi kewajiban pemerintah menyalurkan beras untuk rakyat sejahtera (rastra) sekitar 232 ribu ton untuk 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). Sementara untuk keperluan operasi pasar, kebutuhannya 250 ribu ton.

"Impor beras dari Vietnam dan Thailand yang sebesar 1,5 juta ton, sudah masuk sekitar lebih dari 800 ribu ton. Sisanya hampir 700 ribu ton akan masuk di Januari, Februari sampai Maret ini," jelasnya.

Soal penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Pakistan, diakui Djarot belum akan direalisasikan tahun ini. Pada saat regulator atau pemerintah memutuskan untuk impor, lanjutnya, barulah MoU itu digunakan sebagai dasar untuk penandatanganan kontrak.

"Kabarnya ada potensi 1 juta ton beras, dan per bulannya bisa mengirim 100 ribu ton. Tapi ini asih dihitung oleh Pak Mendag. Pokoknya kita siap amankan, karena pendanaan juga tidak ada masalah," pungkasnya. (Fik/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini