Sukses

Lonjakan Harga Pangan Diprediksi Picu Inflasi Januari 0,7%

Penyumbang inflasi tertinggi disumbangkan dari harga bahan pangan yang melambung.

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi Januari 2016 diperkirakan mencapai kisaran 0,5 persen-0,7 persen. Penyumbang inflasi tertinggi pada bulan pertama ini adalah harga bahan pangan yang melambung walaupun ada penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pengamat ekonomi, Agustar Radjali meramalkan tren inflasi di awal tahun cenderung lebih rendah karena tidak ada perayaan hari besar, seperti di Desember Natal dan Tahun Baru. Apalagi, sambungnya, terjadi penurunan harga BBM di Januari 2016.

"Di awal tahun tidak ada perayaan istimewa, jadi pembengkakan harga jual tidak terjadi, berbeda dengan Desember di mana harga semua bahan pangan dan kebutuhan pokok melonjak," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Ia melihat, lonjakan harga daging ayam dan daging sapi belum membuat dampak yang besar meskipun ada masyarakat yang mengeluhkannya. Dengan demikian, Agustra memprediksi inflasi Januari 2016 di bawah realisasi inflasi Desember lalu sebesar 0,96 persen.

"Harga daging ayam dan daging sapi yang naik, itu pun multiplier effect-nya belum signifikan karena kenaikannya tidak dari awal Januari. Jadi saya yakin inflasi bisa dikisaran 0,5 persen-0,7 persen," jelas Agustar.

Sementara itu, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Damhuri Nasution memproyeksikan angka inflasi di Januari ini mencapai 0,68 persen dan 4,30 persen secara tahunan atau di 2016.

Terpisah, Deputy Country Director Asian Development Bank (ADB) di Indonesia, Edimon Ginting mengatakan, kenaikan harga daging sapi beberapa pekan terakhir ini tentu akan berpengaruh terhadap inflasi karena terjadi masalah pada suplai dan permintaan.

"Lonjakan harga daging karena suplai di dalam negeri kurang, tapi pemerintah kan langsung bereaksi dengan membuka keran impor sapi bukan cuma di Australia dan Selandia Baru, jadi ini bagus buat suplai kita ke depan," ujar Edimon.

Edimon menuturkan, langkah pemerintah sangat tepat mengeluarkan paket kebijakan jilid IX yang didalamnya untuk menstabilisasi harga daging sapi di pasaran.

"Impor bukan hal yang negatif kalau diperlukan. Tapi kita juga tetap berusaha supaya produksi di dalam negeri cukup. Kalau tidak cukup, ya impor," ujar Edimon.

Namun demikian, Edimon optimistis, inflasi di tahun ini dapat terjaga bahkan perkiraannya di bawah 4 persen (year on year/Yoy). "Setiap tahun begitu, kalau BBM naik inflasi tinggi. Tapi setelahnya inflasi rendah walaupun ada sedikit tekanan dari bahan pangan, tapi yang perlu diantisipasi bukan cuma itu, tapi juga komoditas lainnya karena El Nino," kata dia. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini