Sukses

Top 3: Daftar Mainan Termahal di Dunia

Orang kaya rela merogoh kocek untuk membeli mainan dengan harga fantastis buat anak-anaknya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar orang tua tidak membelanjakan lebih dari US$ 100 untuk membeli mainan anak-anak. Alasan paling umum karena anak cenderung lupa dan bosen dengan mainannya sehingga tidak perlu membeli yang mahal.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk para orang terkaya dunia. Mereka bisa membeli mainan dengan harga fantastis untuk anak-anaknya. Daftar mainan termahal di dunia menjadi artikel paling bikin penasaran pembaca.

Lengkapnya, berikut tiga artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com:

1. 6 Mainan Termahal di dunia

Kalau Anda pikir boneka Barbie sangat mahal, maka yang satu ini bisa membuat Anda lebih kaget. Boneka Madame Alexander Eloise ini begitu trendi karena memakai baju dari Christian Dior, jaket bulu Oscar de la Renta dan aksesoris dengan kristal Svarowski plus berlian sembilan karat dari Bauman.

Ada lima versi dari boneka ini dengan aksesoris dan binatang peliharaan yang berbeda-beda. Selain boneka Madame Alexander Eloise, mainan apa lagi yang masuk jajaran termahal? Simak daftar lengkapnya di sini!

2. Serikat Pekerja Laporkan Ribuan Buruh Terancam PHK

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan ribuan buruh bakal kehilangan pekerjaannya terhitung mulai Januari-Maret 2016. Buruh-buruh tersebut berasal dari berbagai sektor seperti tekstil, otomotif sampai tambang.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, beberapa perusahaan akan melakukan PHK dengan tidak memperpanjang kontrak ribuan karyawannya.

Adapun perusahaan tersebut antara lain PT Panasonic, PT Toshiba, PT Shamoin, PT Starlink, PT Jaba Garmindo, PT Ford Indonesia. Kemudian PT Yamaha, PT Astra Honda Motor, PT Hino, PT AWP, PT Aishin,PT Mushashi, PT Sunstar. Baca selengkapnya di sini!

3. Tips agar Gaji Cukup sampai Akhir Bulan

Gaji 10 koma kok tidak mencukupi kebutuhan. Jangan salah, itu merupakan seloroh yang maksudnya setelah tanggal 10 sudah koma isi dompetnya.

Tak sedikit yang mengeluhkan gaji sudah menipis bahkan tak bersisa jauh sebelum waktu gajian berikutnya tiba. Sebenarnya besaran gaji yang memang tidak mencukupi biaya hidup selama satu bulan atau manajemen pengelolaannya yang kurang baik?

Sifat dasar manusia yang tak pernah puas agaknya ikut mengambil peran, karena berapa pun besaran gaji yang diterima seakan tidak akan pernah cukup.

Semakin besar gaji, semakin besar pula pengeluaran. Lantas, bagaimana menyiasati agar pengalokasian gaji tidak mengakibatkan defisit anggaran? Temukan caranya di sini!


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini