Sukses

Ini Sebab Kunjungan Wisman ke RI Bisa Capai 10,41 Juta Orang

Selama ini, BPS selalu menggunakan data wisman reguler dalam laporan perkembangan pariwisata nasional setiap bulan dan tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2015 mencapai 10,41 juta pengunjung. Pada 2015, perhitungan kunjungan wisman berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Selama ini, BPS selalu menggunakan data wisman reguler dalam laporan perkembangan pariwisata nasional setiap bulan dan tahun. Tapi pada 2015, terjadi penambahan kunjungan Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia, selain data wisman reguler.

Perluasan cakupan itu, meliputi kunjungan WNA melalui Pos Pelintas Batas (PLB) dan kunjungan WNA lainnya dan WNA berada di Indonesia kurang dari satu tahun, terdiri dari tidak bekerja dan bekerja paruh waktu.

Kepala BPS, Suryamin menjelaskan, perubahan metode perhitungan tersebut karena BPS harus melakukan update informasi terbaru soal kunjungan WNA di pintu-pintu perbatasan semakin banyak setiap harinya.

"Kalau dulu cuma 1-2 kunjungan yang masuk lewat pintu perbatasan, tapi sekarang sudah banyak, apalagi dengan dibangunnya infrastruktur di 10 perbatasan. Kami mesti update, karena kunjungan WNA ini memberikan kontribusi positif buat ekonomi RI," jelasnya di kantor BPS, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Jawaban dari Kepala BPS tersebut menepis tudingan beberapa pihak yang mengatakan bahwa kebijakan perhitungan jumlah kunjungan wisman agar sesuai dengan target kunjungan turis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2015 sebanyak 10 juta kunjungan. Dengan perhitungan tersebut, tentulah realisasi kunjungan wisman ke Indonesia pada 2015 sebanyak 10,41 juta.

Padahal jika menggunakan data wisman reguler saja, maka jumlah kunjungan ke Indonesia hanya mencapai 9,73 juta kunjungan turis atau di bawah target Presiden.

Suryamin melanjutkan, dari 10,41 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada 2015 lalu, rinciannya, terdiri dari jumlah kunjungan wisman reguler 9,73 juta kunjungan. Warga Negara Asing (WNA) Pos Lintas Batas Darat sebanyak 370,87 ribu kunjungan, WNA kunjungan khusus lainnya kurang dari setahun mencapai 306,54 ribu kunjungan. Meliputi WNA tidak bekerja 130,55 ribu kunjungan dan bekerja paruh waktu 175,98 ribu kunjungan.

Namun dilihat dari pencapaian jumlah kunjungan turis ke Indonesia pada Desember 2015 merosot 0,16 persen menjadi 913,8 ribu kunjungan dibanding periode yang sama 2014 sebanyak 915,3 ribu. Sementara dibanding November 2015 yang sebesar 778 ribu kunjungan, jumlah wisman yang datang di akhir tahun lalu naik 17,46 persen.

"Terjadi penurunan kunjungan turis karena kejadian alam di Indonesia, seperti ‎gunung meletus di Indonesia, kebakaran, peristiwa pesawat jatuh dan lainnya. Di negara yang penduduknya banyak datang ke Indonesia juga turun karena ada bencana alam. Misalnya di China terjadi banjir, sehingga menunda plesiran," terang Suryamin.

Dari sisi kebangsaan, katanya, wisman yang datang ke Indonesia ‎mengalami penurunan cukup signifikan. Turis asal Singapura mencatatkan jumlah kunjungan ke Negara ini pada Desember lalu sebanyak 190,12 ribu kunjungan atau turun dari realisasi di periode yang sama di 2014 sebanyak 193,88 ribu kunjungan.

"Wisman asal Malaysia juga turun drastis dari 161,91 ribu kunjungan di akhir tahun 2014 menjadi hanya 139,38 ribu kunjungan di periode yang sama 2015. Karena kabut asap, dan sebagainya," jelas Suryamin.

Sementara realisasi kunjungan turis dari Australia dan Jepang ikut mengalami penurunan menjadi masing-masing 98,09 ribu dan 41,50 ribu kunjungan di Desember 2015. Sedangkan di Desember 2014, tercatat sebanyak masing-masing 106,09 ribu dan 45,49 ribu kunjungan.

"Tapi dari China, jumlah kunjungan wismaannya naik dari 84,01 ribu kunjungan di Desember 2014 menjadi 84,66 ribu kunjungan pada akhir tahun 2015," pungkas Suryamin. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.