Sukses

Usul Pengusaha Agar Tarik Lebih Besar Turis Asing pada 2016

Wisatawan asing yang terbiasa mendapatkan pengembalian pajak akan tertarik kembali ke negara itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia pada 2016 sebesar 12 juta wisatawan, atau meningkat 2 juta wisatawan jika dibandingkan 2015 yang sebesar 10 juta wisatawan.

Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan, agar mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing, maka pemerintah menjadikan Indonesia sebagai surga belanja. Hal ini telah sukses dilakukan oleh Singapura dan Thailand.

Dia menjelaskan, salah satu kelebihan Singapura dan Thailand dalam menarik wisatawan asing untuk berbelanja di negara tersebut yaitu adanya kebijakan pengembalian pajak bagi wisatawan asing jika melakukan transaksi pembelian barang dan jasa atau dikenal dengan good and service tax (GST refund).

"Kalau mau mendorong turis dari luar maka pemerintah harus memikirkan GST refund. Karena turis kalau ke Bangkok dan Singapura mendapatkan GST refund," ujar Ellen di Jakarta, Sabtu (2/1/2016).

Dia mengatakan, dengan ada kebijakan GST refund, membuat seolah-olah harga barang dan jasa di kedua negara tersebut lebih murah. Dengan demikian, wisatawan asing yang ingin berbelanja akan memilih untuk mendatangi kedua negara tersebut dibandingkan datang ke negara lain yang tidak menerapkan GST refund.

"Ketika turis-turis itu selesai berbelanja di sana, kemudian mendapatkan GST refund, mereka bahagia sekali karena seolah-olah mendapatkan uangnya kembali atau seolah mendapat barang gratis," ungkap dia.

Ellen mencontohkan, Singapura menerapkan GST refund ini untuk setiap transaksi belanja barang dan jasa minimal 100 dolar Singapura. Bahkan Thailand langsung memberikan potongan harga bagi turis asing yang melakukan transaksi belanja barang dan jasa di negara tersebut.

"Kalau di Singapura belanja apapun di atas 100 dolar Singapura itu boleh GST refund. Prosesnya pun tidak rumit. Ketika di airport masuk ke imigrasi dan menukar tanda beli barang kemudian dapat uang GST refund-nya itu. Bahkan kalau di Bangkok turis akan mendapatkan diskon 5 persen kalau berbelanja dan menunjukan paspornya. Biar cuma 5 persen kan juga lumayan," jelas Ellen.

Dia menuturkan, bagi wisatawan asing yang terbiasa mendapatkan pengembalian pajak atau potongan harga saat berbelanja di negara destinasi wisatanya akan lebih tertarik untuk kembali berkunjung dan menghabiskan uangnya lebih banyak.

"Ini akan mendorong orang untuk konsumtif. Turis yang biasa belanja dapat GST refund kemudian di Indonesia tidak mendapatkan, dia akan berpikir bahwa barang di Indonesia harganya mahal, padahal belum tentu. Turis-turis yang datang ke Indonesia kan diharapkan mau berbelanja di dalam negeri, kalau dia berbelanja jangan sampai dia kecewa karena dia pikir akan mendapatkan ada GST refund seperti di negara-negara lain," kata dia.

Oleh sebab itu, Ellen berharap pemerintah mulai melakukan kajian dan segera menerapkan kebijakan ini.

Sebab dengan berlangsungnya pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini, maka kebijakan pengembalian pajak bagi wisatawan asing ini diyakini mampu menarik lebih banyak wisatawan untuk datang ke Indonesia.

"Di Indonesia yang seperti ini belum jalan. Kalau negara lain di regional kita sudah menggunakan itu tetapi kita tidak, nanti kita ketinggalan," tandas Ellen. (Dny/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini