Sukses


Potensi Properti di Semarang Selatan Menggiurkan

Pertumbuhan masyarakat menengah dan menengah atas menjadi sasaran pengembang perumahan premium di Semarang.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan masyarakat menengah dan menengah atas menjadi sasaran pengembang perumahan premium di Semarang, Jawa Tengah. Meski kenaikannya tidak terlalu pesat, pengembang cukup optimistis untuk mengembangkan perumahan premium.

Giwang Kencana, Koordinator Promosi dan Marketing dari Perumahan Citra Grand Semarang mengasumsikan banyaknya masyarakat menengah atas di Semarang menjadi pendorong adanya pembangunan properti kelas premium.

"Meski pertumbuhan ekonomi di Semarang terbilang lamban, kami melihat jumlah masyarakat menengah dan menengah ke atas di Semarang masih menjadi potensi terbesar dari target pembangunan proyek perumahan bertaraf premium," kata Giwang kepada Rumah.com, Kamis (4/2/2016).

Giwang menceritakan saat promosi penjualan perumahan premium di Surabaya, Jawa Timur cukup banyak juga pembeli yang berasal dari Semarang. Selain didorong dari banyaknya peminat kelas menengah atas, pengembang juga melihat potensi lain yang menggiurkan di kota ini.

Semarang kota misterius

Kota Semarang dikatakan misterius, sebab selain menjadi ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang memiliki kontur tanah yang unik. Bentuknya, berbukit dan menghadap ke laut jawa, terutama di kawasan Tembalang.

"Menurut Hong Shui, konsep lokasi yang bersandar bukit dan menghadap laut, akan memberikan keuntungan dan kebaikan. Dan hal itu dimiliki pada kawasan perumahan Citra Grand Semarang di kawasan Tembalang," tambah Giwang.

Potensi lain yang dimiliki Semarang menurut Giwang adalah perencanaan pelebaran Jalan Kompol R. Sukanto sebagai jalan alternatif yang menghubungkan Semarang Timur ke daerah atas Semarang (Tembalang). Saat ini lebar jalan hanya 10 meter, dan akan ada perencanaan pelebaran hingga 30 meter dari bahu jalan.

Jalan ini juga memperkuat potensi Tembalang yang juga merupakan kawasan pendidikan, pusat pelatihan kemiliteran, dan pusat UMKM kian menjanjikan.

Selain itu, potensi kawasan ini yang menonjol menurut pengembang, adalah adanya kegiatan perdagangan dan obyek wisata sejarah yang juga bisa “digarap” secara maksimal oleh pengembang.

Ciputra Group memanfaatkan penilaian Hong Shui yang positif dengan mengusung hunian premium dengan konsep City of Festival. Ini adalah konsep modern living yang dengan banyak sarana dan fasilitas hiburan.

Tren properti perumahan di Semarang

Ketika ditanya mengenai tren properti perumahan oleh pembeli di Semarang, Giwang menjelaskan pembeli perumahan premium di Semarang mayoritas adalah penduduk asli Semarang.

"Pembeli perumahan premium di Tembalang terdiri dari masyarakat asli yang berpenghasilan tinggi. Rata-rata pembeli bertujuan untuk tempat tinggal. Kalaupun ada pembeli dari luar Semarang, paling banyak dari Kudus, yang berencana akan menetap dengan perkiraan waktu lama," kata Giwang.

Menyinggung apakah ada potensi untuk berinvestasi di kawasan ini, Giwang menjelaskan pihak pengembangnya memiliki cita-cita besar seolah memindahkan CBD Semarang di Simpang Lima ke lokasi perumahan Citra Grand City Semarang di Tembalang.

Keinginan itu tergambar dari master plan Citra Group yang akan memaksimalkan lahan seluas 60 hektar di kawasan Tembalang.

Terhitung dari 2012, lahan yang digunakan baru seluas 30 hektar, dengan pembangunan baru terdiri dari 300 rumah dan rumah toko (ruko) yang saling terintegrasi dalam satu kawasan. Rencananya, Citra Group akan membangun 1100 unit rumah dan ruko secara bertahap.

Asumsi pembeli akan banyak berasal dari masyarakat menengah atas didasarkan pada tingginya animo pembeli ruko. Dari 121 ruko yang dipasarkan sejak 2012, hingga kini hanya tersisa 10 ruko.

Saat ini Citra Group menawarkan ruko pada harga sebesar Rp 1,7 miliar, dari harga Rp 800 juta pada 2012.

Strategi pembangunan menjadi kunci

Bagi sebagian pengembang mungkin akan kesulitan untuk mendapatkan lahan di kawasan yang sudah ‘hidup’ aktivitas ekonomi sosialnya. Giwang menceritakan, dahulu lahan di sekitar Tembalang merupakan lahan pertanian yang masih digunakan oleh para petani.

Namun, dengan pendekatan yang saling menguntungkan, Citra Group berhasil meyakinkan pemilik tanah untuk menjadi partner perusahaan yang biasa disebut dengan “Joint Operation”.

Joint Operation adalah suatu penawaran bisnis yang memberikan keuntungan kedua belah pihak, dengan pemilik ikut melakukan branding dan promosi, sedangkan untuk pengelola pembangunan akan sepenuhnya dilakukan oleh pihak pengembang.

Giwang memastikan pemilik lahan sebelumnya tidak dirugikan. Ciputra Group membeli tanah mereka di atas harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). (Kantri M/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini