Sukses

Menko Maritim: Kini Momentum RI Bangun Industri Perikanan

Komitmen pemerintah memberantas pencurian ikan berdampak positif bagi hasil tangkapan nelayan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan saat ini momentum Indonesia membangun industri perikanan.

Rizal mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkomitmen memberantas pencurian ikan oleh kapal asing. Langkah menteri Susi, Rizal menilai kontroversial tetapi berdampak positif. Lantaran jumlah tangkapan ikan lebih banyak. Ia mencontohkan, tangkapan ikan di Sumatera naik 100 persen.

Ia menambahkan, langkah menteri Susi tersebut mempertahankan kedaulatan masyarakat Indonesia. Selama ini negara tetangga memiliki industri perikanan dari hasil pencurian ikan di Indonesia.

"Sekarang mereka bangkrut, tidak ada lagi ikannya. Ini momentum bagi Indonesia untuk bangun industri sendiri. Sekarang ikan banyak, dan bisa kita bangun. Pemerintah membuat kebijakan yang memberikan insentif bagi pengusaha untuk bangun industri perikanan," kata Rizal.

Rizal mengatakan, kalau pemberantasan pencurian ikan saja tidak cukup untuk membantu industri perikanan. Ada sekitar 16 juta nelayan dan keluarganya yang miskin. Karena itu, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk membantu sektor kelautan.

Pertama, Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan alat tangkap ikan. Kedua, pemerintah telah memesan 3.500 kapal yang akan dibagi ke koperasi ke seluruh Indonesia. Koperasi itu mesti memiliki minimum anggota koperasi 20 orang dan daftar ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Kapalnya kapal fiber, nelayan harus dididik agar bisa pakai kapal fiber karena biasa pakai kapal kayu," kata dia seperti ditulis Minggu (10/4/2016).

Ketiga, agar dapat membantu harga ikan, Rizal menuturkan perlu ada pembukaan beberapa pelabuhan sehingga bisa ekspor langsung sehingga dapat membantu penjualan nelayan.

"Selama ini hanya ada beberapa pelabuhan yang boleh ekspor ikan ke luar negeri. Kami akan buka beberapa pelabuhan lagi supaya bisa ekspor langsung," kata dia. (Dirsa P/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.