Sukses

IHSG Akan Naik Terbatas di Awal Pekan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan sentimen bursa global akan pengaruhi laju IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat terbatas pada perdagangan saham awal pekan ini. Gerak nilai tukar rupiah dan sentimen bursa saham global masih akan mempengaruhi laju IHSG.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan IHSG berpeluang naik terbatas. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat terbatas pada akhir pekan lalu dapat mendorong penguatan IHSG di awal pekan. Sedangkan sentimen lainnya akan datang dari rilis data ekonomi di Eropa seperti data manufaktur.

Sedangkan sentimen dalam negeri, Hans mengatakan, pelaku pasar menunggu kenaikan peringkat Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional S&P. Pelaku pasar juga menanti keputusan pembahasan pengampunan pajak/tax amnesty.

Ia menambahkan, laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah akan berlanjut pada awal pekan ini.

Hans menilai, tekanan laju rupiah itu terjadi lantaran pelaku pasar khawatir terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS. Hal itu mengingat bank sentral AS memberikan sinyal kenaikan suku bunga pada Juni. "Pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga akan terbatas," ujar Hans.

Dengan melihat kondisi itu, Hans memperkirakan IHSG menguat terbatas di kisaran resistance 4.725-4.748 dan support di level 4.690-4.700.

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan kembali bervariasi dengan kecenderungan menguat. IHSG akan bergerak di kisaran 4.685-4.740 pada awal pekan ini.

Sebelumnya IHSG ditutup naik terbatas 7,66 poin atau 0,17 persen ke level 4.711,88. Sektor saham industri dasar dan aneka industri memimpin penguatan sektoral setelah terkoreksi cukup dalam sejak awal Mei.

Untuk rekomendasi saham pilihan, Lanjar memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INCO).

Sedangkan Hans memilih rekomendasi untuk akumulasi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini