Sukses

Top 3: Rupiah Baru Mirip Mata Uang Negara Ini

Uang rupiah baru bukan mirip euro atau yuan, tapi mirip mata uang negara ini.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia tak mempermasalahkan banyak yang menilai uang rupiah baru emisi 2016 desainnya mirip dengan Euro ataupun Yuan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan, kesamaan itu dikarenakan setiap negara menganut best practice yang sudah ada, di mana untuk membedakan nilai mata uang menggunakan warna.

"Dengan adanya berbagai pertimbangan dan best practice dalam penyusunan desain uang, sebagian besar mata uang di dunia memang memiliki kesamaan, terutama dari skema warna," kata Tirta kepada Liputan6.com, Sabtu (24/12/2016).

Namun dari sisi konsep desain, Tirta justru menyamakan uang baru dengan mata uang negara ini.

Informasi seputar kemiripan rupiah dengan mata uang negara lain masih menyita perhatian pembaca.

Lengkapnya, berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis:

1. Uang Baru Bukan Mirip Yuan dan Euro, Tapi Mata Uang Ini

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengakui dari sisi konsep desain, uang rupiah baru mirip dengan mata uang Amerika Serikat dan Kanada. ‎

"Rupiah menggunakan gambar pahlawan/tokoh yang berbeda di setiap pecahan, antara lain sama seperti Amerika Serikat dan Kanada," tambahnya.

Sementara jika dibandingkan dengan Euro ataupun Yuan, Tirta justru menganggap konsep desainnya jauh berbeda. Karena kedua mata uang tersebut ‎menggunakan satu gambar tokoh untuk semua pecahan mata uang. Selengkapnya baca di sini.

2. Intip 5 Pohon Natal yang Termahal

Pohon yang sepenuhnya dihias merupakan elemen terpenting dari Natal karena dianggap sebagai sebagai salah satu penghias dalam perayaan Natal.

Sebagian besar orang terkaya di dunia berkompetisi untuk membuat pohon Natal termahal untuk menunjukkan kekayaan mereka dan mempertahankan hidup mewahnya. 

Berikut lima pohon Natal termahal yang pernah ada, simak ulasannya di sini.

3. Ini Sosmed untuk Orang Kaya, Mau Gabung Harus Bayar Rp 121 Juta

media sosial yang bernama Netropolitan tersebut mengharuskan calon anggotanya membayar US$ 9.000 atau Rp 121 juta untuk bergabung.

Setelah itu, mereka juga harus membayar uang tahunan sebesar US$ 3.000 atau Rp 40,4 juta. Selengkapnya baca di sini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.